Liputan6.com, Berlin Menteri Kesehatan dari Indonesia, India, Afrika Selatan, Nigeria, dan Mozambik berkomitmen dan mendukung kuat penanggulangan tuberkulosis (TB). Dukungan tersebut dinyatakan dalam sesi High Level Ministerial Panel dalam rangka pertemuan Dewan Koordinasi Stop TB Partnership ke-29 di Rocco Forte Hotel da Rome, Berlin, Jerman.
Menteri kesehatan dari kelima negara ini memberikan masukan dan berbagi pengalaman tentang inovasi dan kepemimpinan dalam Penanggulangan TB menuju masyarakat bebas TB. Selain itu, menyampaikan masukan dan harapan untuk pertemuan United Nations General Assembly High Level Meeting (UNGA HLM) on TB.
Sesi panel dilanjutkan dialog dengan wakil-wakil komunitas terdampak TB dan mitra pemerintah. Dengan pendekatan dialog ini diharapkan akan dicapai kesamaan harapan, misi dan visi untuk mengakhiri TB antara pemerintah dan komunitas terdampak TB.
Malam harinya, diselenggarakan diskusi panel oleh tiga Menteri Kesehatan, yakni dari Indonesia, Afrika Selatan dan India. Topik yang dibahas terkait peran pemimpin Group of Twenty (G20) dalam mengakhiri masalah kejadian resistensi obat TB.
Advertisement
Dalam panel tersebut, Menteri Kesehatan RI Prof. Dr. dr. Nila F Moeloek, SpM(K) menggarisbawahi pentingnya dukungan dan peran serta semua sektor, segenap mitra, dan seluruh lapisan masyarakat termasuk komunitas terdampak TB, dalam menyukseskan Penanggulangan TB menuju Dunia Bebas TB.
"Indonesia telah berusaha keras menyikapi berbagai tantangan dalam penanggulangan TB. Terkait geografis Indonesia misalnya, yang berbentuk kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, sementara program kesehatan harus merata ke seluruh wilayah Indonesia," kata Menkes Nila Moeloek, melalui keterangan pers, Sabtu (20/5/2017)/
Menkes menyatakan pula bahwa Indonesia telah memperbaharui strategi Penanggulangan TB melalui edukasi pendekatan keluarga dengan kunjungan ke rumah untuk menemukan dan mengobati pasien TB.
Selain itu, dilakukan pula kerjasama lintas sektor pemerintah dan swasta, memanfaatkan alat pemeriksaan TB mutakhir yang lebih sensitif, menerapkan paduan pengobatan TB yang lebih pendek, serta melakukan penelitian pembuatan vaksin TB yang bisa mencegah penularan TB pada anak dan dewasa.
Di sela-sela pertemuan Stop Tuberkulosis (TB) Partnership dilakukan pula pertemuan bilateral antara Menkes RI dan Menkes Singapura untuk membahas berbagai aspek kerjasama di bidang kesehatan antara Indonesia dan Singapura.
Koordinasi lintas negara
Koordinasi lintas negara
Sebanyak enam upaya dibahas ke dalam enam topik pada pembahasan pertemuan Stop TB Partnership.
1. Terkait upaya yang dilakukan kegiatan organisasi Stop TB Partnership ke depan dalam mendukung kegiatan program TB mencapai eliminasi TB.
2. Terkait adanya kebutuhan vaksin yang lebih efektif dari vaksin BCG untuk mengurangi risiko infeksi TB dan perkembangan penyakit menjadi TB aktif pada dewasa. Distribusi vaksin BCG untuk negara berkembang tetap dilanjutkan untuk mengurangi dan mencegah kejadian TB berat pada anak. Saat ini ada 13 kandidat vaksin di dalam TB vaccine pipeline yang diharapkan sebelum 2025 dapat diproduksi dan diimplementasikan.
3. Adanya TB Reach yang memberikan dukungan kegiatan penemuan, pengobatan dini dan memastikan sampai sembuh. TB Reach difokuskan kepada penjangkauan kepada masyarakat yang tidak terjangkau.
4. Kemitraan TB Caukus yang saat ini telah beranggotakan lebih dari 2.300 anggota dari 130 negara termasuk Indonesia. Kemitraan ini dimaksudkan untuk meningkatkan komitmen dan dukungan kepala negara dan kepala pemerintahan untuk penanggulangan TB. Ke depan TB Caucus akan lebih banyak memberikan perhatian dalam dukungan sumberdaya penanggulangan TB Multi Drug Rasistant (MDR) agar TB-MDR masuk dalam agenda Anti Microbacterial Resistance (AMR) pada UN High Level Meeting pada 21 September 2017 di Markas Besar PBB, New York.
5. Mempersiapkan UN High Level Meeting tentang TB di Majelis Umum PBB Tahun 2018. Ada 8 hasil yang diharapkan, yakni:
- Cakupan universal penanganan dan pencegahan TB
- Pembiayaan berkelanjutan untuk TB, Universal Health Coverage (UHC) dan perlindungan sosial
- Menghormati keadilan, etika dan hak asasi manusia
- Penelitian dan inovasi ilmiah
- Pemantauan dan evaluasi kemajuan
- Tindakan terhadap AMR, jaminan kesehatan dan TB-MDR
- Meningkatkan respons TB/HIV
- Sinergi seputar tanggapan terhadap TB dan penyakit tidak menular. Hasil tersebut akan dibahas lebih lanjut di steering committee di Jenewa pada Mei 2017 dan pertemuan tingkat Menteri di Moskow November 2017.
6. Membahas perangkat dan peran Global Drug Facility (GDF) dalam menjamin kualitas obat TB, menjamin bahan dan alat diagnostik dan meningkatkan manajemen logistik.
Beberapa fokus perhatian sampai saat ini adalah penyediaan obat TB yang berkualitas yang tepat waktu dan terjangkau, optimalisasi formulasi dan paket obat TB yang praktis dan mudah untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan, penerapan shorter MDR-TB regimens, pemanfaatan tes cepat molekuler yang portable, piranti perencanaan penyediaan dan distribusi obat TB yang baik.
Pertemuan Stop TB Partnership ke-29 itu diikuti oleh wakil-wakil LSM internasional, LSM negara berkembang dan negara maju, masyarakat terdampak TB, organisasi multilateral kesehatan termasuk WHO dan perwakilan beberapa negara.
Advertisement