Harga Tinggi, Permintaan Daging Segar Menurun di Masyarakat

Daging segar jika tidak dimasak langsung dan disimpan terlebih dahulu di lemari pendingin memiliki kualitas yang sama dengan daging beku.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 21 Mei 2017, 14:24 WIB
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahya Widayanti berkunjung ke Pasar Induk Tau di Kota Serang, Banten, Minggu (21/05/2017).(Liputan6.com/Yandhi Deslatama)

Liputan6.com, Serang- Permintaan daging sapi segar di masyarakat berkurang jelang momen Ramadan karena tingginya harga. Konsumen lebih memilih daging beku yang harganya lebih terjangkau sekitar Rp 80 ribu per kilogram (kg).

Demikian hasil pemantauan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahya Widayanti di Pasar Induk Tau di Kota Serang, Banten, Minggu (21/05/2017).

"Menurut pedagang dengan adanya daging beku, permintaan daging segar menurun. Daging segar Permendag-nya sedang diundangkan, harganya beda-beda," ujar dia.

Menurut dia, pemilihan daging segar jika tidak dimasak langsung dan disimpan terlebih dahulu di lemari pendingin memang memiliki kualitas yang sama dengan daging beku yang disiapkan pemerintah pusat.

"Daging memang menurut saya seperti dilema, di satu pihak konsumen ingin daging segar, tapi harganya cukup tinggi. Padahal untuk ibu rumah tangga beli daging segar terus dimasukkan ke dalam kulkas, jadi mending beli daging beku saja yang lebih murah," jelas dia.

Menurutnya, semakin mendekati bulan Ramadan, harga kebutuhan barang pokok mulai merangkak naik hampir di seluruh daerah.

"Harga sudah mulai naik. Kita telusuri dimana harga ini naik, salah di distributor kah? Kalau ada yang melanggar, kita ambil tindakan," tegasnya.

Kementerian Pertanian (Kementan) meyakini harga daging sapi saat Ramadan dan Lebaran tidak melonjak signifikan. Hal tersebut mengingat stok daging sapi mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pada kedua momen tersebut.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita mengatakan, berdasarkan prognosa sapi lokal siap potong yang dapat diakses sampai dengan Juni 2017 yaitu sebesar 356.620 ekor atau setara dengan 62.400 ton daging. Sedangkan posisi stok daging ex impor per 18 Mei 2017 sebanyak 70.518 ton.

"Jelang bulan Ramadan dan Idul Fitri persediaan daging sapi kita aman, bahkan surplus," ujar dia dalam keterangannya.

Dia menjelaskan, stok daging tersebut terdiri dari sapi siap potong sebanyak 116.417 ekor atau setara 23.167 ton, daging sapi ex impor sebanyak 12.025 ton, dan daging kerbau ex impor milik Perum Bulog sebanyak 35.326 ton.

Sehingga berdasarkan ketersediaan tersebut, prognosa kebutuhan daging Mei-Juni 2017 adalah sebesar 106.407 ton, sehingga stok daging sapi mencukupi bahkan surplus sebanyak 26.511 ton.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya