Liputan6.com, Brebes - Sepekan jelang bulan Ramadan, petugas gabungan menertibkan warung-warung poci lesehan remang-remang, di sejumlah titik di pantura, tepatnya di wilayah Kota Brebes, Jawa Tengah. Tim gabungan terdiri dari Satpol PP, BNK, Polres Brebes, dan jajaran Polisi Militer.
Operasi yang digelar Sabtu malam 20 Mei 2017 itu menyasar warung lesehan di sekitar Stadion Karangbirai dan Taman Edukasi Gandasuli. Puluhan wanita pelayan warung poci remang-remang diamankan.
Razia ini menindaklanjuti laporan warga sekitar tempat lesehan yang mengeluhkan adanya sesuatu yang tidak wajar. Warga mencurigai tempat itu jadi lokasi mesum.
Plt Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Budi Dharmawan mengatakan operasi ini mengarah pada kegiatan malam para penjual lesehan poci.
“Pelayan poci kita periksa, mulai dari identitas, hingga kegiatan jualannya, kalau menjurus ke penyakit masyarakat, kita bisa tindak tegas,” ucap Budi Dharmawan.
Baca Juga
Advertisement
Ia menyebut, selain karena mendekati bulan Ramadan, sejumlah warga sekitar taman Edukasi Gandasuli juga mengeluhkan adanya praktik prostitusi terselubung di tempat lesehan tersebut.
“Jadi kami dapat laporan warga ada yang kaya gituan, bahkan ada yang terinveksi HIV. Oleh karena itu kita sisir supaya tidak kecolongan” kata dia.
Penyakit masyarakat yang disinyalir hinggap di lesehan, kata dia, diantaranya prostitusi terselubung, peredaran narkoba, dan minuman keras.
“Malam ini kami juga bersama BNK Brebes melakukan tes urin terhadap mereka semua yang kita amankan,” dia menambahkan.
Mereka yang terjaring razia, kemudian dibawa ke Kantor Satpol PP. Disana, pelayan lesehan didata dan diperiksa hingga pengambilan sample urine yang akan diperiksa, apakah mereka menggunakan narkoba atau tidak.
Cegah Narkoba
Kepala Pelaksana Harian BNK Brebes Atmo Tan Sidik menjelaskan, jajarannya akan terus melakukan sidak hingga Brebes bebas Narkoba.
“Presiden sudah mengatakan bahwa Indonesia Darurat Narkoba, untuk itu kami tak henti-hentinya melakukan razia dengan harapan Brebes bebas Narkoba,” kata Atmo.
Salah satu pelayan lesehan (16) tahun saat ditanya alasannya kerja sebagai pelayan poci tak bisa berkomentar banyak, hanya saja ia melakukan dengan alasan ekonomi.
“Saya cuma pingin bantu ibu saya, dan tidak macam-macam, hanya melayani pelanggan saja," ucap Mawar.
Setelah melakuka tes urine, petugas melakukan pendataan terhadap pelayan lesehan tersebut. Dengan maksud agar bisa tetap terpantau keberadaannya.
Dari hasil razia itu, beberapa pelayan lesehan tidak mengantongi identitas. “Banyak yang tidak bawa KTP, katanya ketinggalan,” ujar salah satu anggota Satpol PP.
Guna meminimalisir penyakit masyarakat, para petugas akan terus melakukan razia serupa di sejumlah titik sehingga bulan ramadan nanti tidak akan meresahkan warga.