Semangat Gesits Pemicu Kehadiran Motor Listrik di Indonesia

Setelah gembar-gembor motor listrik Gesits, kini hadir lagi satu motor listrik di Tanah Air, Viar Q1.

oleh Arief Aszhari diperbarui 22 Mei 2017, 12:09 WIB
Menristekdikti Mohammad Nasir berpose di atas Motor listrik bernama Garansindo Electric Scooter ITS (GESITS) di Jakarta, Senin (7/11). GESITS adalah hasil kerjasama Garansindo dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Berkembangnya motor listrik di Indonesia sepertinya tinggal menunggu waktu. Setelah gembar-gembor motor listrik hasil kerjasama PT Garansindo Group dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Gesits, kini hadir lagi satu motor ramah lingkungan, Viar Q1.

Viar Q1 merupakan motor listrik hasil kolaborasi PT Triangle Motorindo (TM), selaku produsen Viar Motor di Tanah Air, dengan penyedia layanan dan teknologi otomotif asal Jerman, Bosch.

Menanggapi kemunculan Viar Q1, CEO PT Garansindo Group, Muhammad Al Abdullah, mengaku senang dengan kehadiran motor listrik berbanderol Rp 16,2 juta tersebut.

Bahkan, pihaknya tidak merasa tersaingi dengan kemunculan Viar Q1, meskipun terlebih dahulu muncul ketimbang Gesits, yang saat ini terus dipersiapkan, sebelum benar-benar menghentak pasar roda dua Tanah Air.

"Jujur, kalau saya ngeliatnya senang. Walaupun, saya tidak mau berkomentar produk itu bagus atau tidak, karena setiap produk punya plus dan minus. Tapi satu, semangat yang dibawa Gesit telah berhasil membangunkan semangat yang lain, semangat motor listrik," ujar pria yang akrab disapa Memet, saat berbincang dengan wartawan beberapa waktu lalu.

Lanjut pria ramah ini, dengan kehadiran motor listrik, Viar Q1 ini bisa merangsang Gesits yang lain. "Artinya, ada pemain-pemain lokal yang punya produksi lokal. Untuk memicu terjadinya produk otomotif lokal, itu yang saya mau," tambahnya.

Sementara itu, Memet berbicara lebih jauh terkait kondisi pasar sepeda motor yang merupakan market ketiga terbesar di dunia, tidak masuk akal jika tidak (belum) memiliki merek lokal.

"Mau gagal satu, tumbuh seribu. Biarkan saja, harus ada yang memulai. Mau Esemka, mobil pedesaan, Viar, biarkan saja. Banyakin sebanyak mungkin, jadi ini positif buat kami," pungkas Memet.

Memang, sudah saatnya Indonesia mengikuti perkembangan kendaraan listrik atau hybrid, seperti di pasar global. Jika banyak yang beranggapan mobil listrik belum saatnya berkembang di Tanah Air, bisa dimulai dengan motor listrik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya