Jadi Tim Sinkronisasi Anies-Sandi, Sudirman Said Luncurkan Buku

Buku Antalogi Pemikiran Sudirman Said berjumlah 550 halaman dan 170 buah tulisan itu, isinya merupakan buah pikirannya.

oleh Rezki Apriliya Iskandar diperbarui 22 Mei 2017, 02:03 WIB
Sudirman Said berada di ruang kerjanya sebelum berpamitan dengan jajaran Eselon 1 & Eselon 2 Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (27/7). Sudirman menjadi salah satu menteri yang di-reshuffle dan digantikan oleh Arcandra Tahar (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah resmi tidak lagi menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), keberadaan Sudirman Said bagai ditelan bumi. Namanya yang dulu kerap menghiasi media massa terkait gebrakannya di sektor energi, kini meredup akibat reshuffle Kabinet Kerja jilid II.

Hingga akhirnya kemunculan Sudirman ke publik sebagai Ketua Tim Sinkronisasi Anies Baswedan - Sandiaga Uno. Kehadirannya cukup mengejutkan banyak orang. Kini, dia meluncurkan buku perdananya berjudul Antalogi Pemikiran Sudirman Said.

"Ya ini buku sederhana kumpulan dari tulisan artikel kemudian juga dari Twitter catatan-catatan yang bersifat personel," ucap Sudirman saat ditemui usai peluncuran buku perdananya di Rumah Jawa Gallery, Jalan Kemang Timur Raya Nomor 99, Jakarta Selatan, Minggu (21/4/2017).

"Kawan-kawan yang tadi berdiskusi menyarankan dikumpulkan dan diterbitkan, supaya bisa dibaca oleh masyarakat dan saya ikuti saran itu dan malam ini alhamdulillah bisa kita publikasikan," lanjut Sudirman.

Buku Antalogi Pemikiran Sudirman berjumlah 550 halaman dan 170 buah tulisan itu, isinya merupakan buah pikirannya yang ditulis sejak menjabat sebagai Menteri ESDM pada 27 Oktober 2014 hingga ulang tahunnya yang jatuh pada 16 April 2017.

Dalam bukunya tersebut Sudirman mengaku ingin menyampaikan pesan, bagaimana pentingnya menjaga integritas, semangat juang, dan kerja keras.

"Kalau lihat seluruh isi saya kira yang paling menonjol adalah pesan-pesan soal perlunya menjaga integritas, menjaga semangat juang dan kerja keras. Saya senang pada tema-tema bagaimana menjadi pemimpin yang baik," ujar Sudirman.

"Negara yang besar ini butuh banyak pemimpin yang baik oleh karena itu perlu saya dorong melalui berbagai tulisan itu untuk terus memperhatikan aspirasi kepemimpinan," pungkas Ketua Tim Sinkronisasi Anies-Sandi ini.

Refleksi Pemikiran

Sudirman berharap buku ini bisa menjadi inspirasi dan referensi bagi masyarakat, khususnya kaum muda. Termasuk dari pengalamannya selama menjabat di kementerian.

"Mudah-mudahan bisa jadi referensi, terutama anak-anak muda generasi muda. Karena kadang-kadang kita yang punya pengalaman yang diperlukan untuk adik-adik kita," ucap dia.

Sementara itu terkait ide pemilihan judul bukunya Berpihak pada Kewajaran: Antologi Pemikiran Sudirman Said, dia mengaku ide tersebut berasal dari editor bukunya, Agus Mokamat.

"Itu idenya editor dan saya setuju karena barangkali melihat apa-apa yang saya kerjakan, selalu bagaimana sewajarnya mungkin. Kemudian saya setuju dengan pilihan judul itu," kata dia.

Apakah tujuan dibuatnya buku tersebut sekaligus sebagai bentuk kritik kepada pemerintahan sekarang? Sudirman membantahnya.

"Kita tidak bisa mengatakan kritik (kepada pemerintah). Itu refleksi dari pemikiran dan bagaimana memandang situasi publik. Tidak ada maksud untuk melakukannya (kritik kepada pemerintah)," Sudirman Said memungkasi.

Hadir pula dalam peluncuran buku Sudirman tersebut di antaranya pengusaha muda Erwin Aksa, pengamat komunikasi politik Effendi Gazali, pemimpin redaksi Majalah Tempo Arif Zulkifli, dan pemimpin harian Kompkas Budiman Tanuredjo.

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya