Masyarakat Uzbekistan Terpesona Batik Indonesia

Budaya batik diperkenalkan di Uzbekistan. Diharapkan ini dapat meningkatkan persahabatan dan pemahaman antara masyarakat kedua negara.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 22 Mei 2017, 10:00 WIB
Batik Fashion Show di Uzbekistan. (Dokumentasi KBRI Tashkent)

Liputan6.com, Uzbekistan - Keragaman dan keindahan batik serta tenun Indonesia membuat kagum masyarakat Uzbekistan yang menghadiri Batik Fashion Show, yang diselenggarakan KBRI Tashkent pada 11 Mei 2017.

Acara tersebut bekerja sama dengan Academy of Arts Uzbekistan, dan merupakan salah satu rangkaian kegiatan promosi batik  KBRI Tashkent di Uzbekistan. Sejak 11-19 Mei 2017, selain seminar sekaligus lokakarya juga dilangsungkan di Pusat Budaya Internasional Caravan Serai, Art Gallery kota Navoy dan gedung KBRI Tashkent.

"Indonesia telah menghasilkan budaya batik sejak 2 ribuan tahun lalu, dan pada 2009 UNESCO mengakuinya sebagai warisan budaya tak benda dunia," ujar Dubes Alit Santhika saat pembukaan seminar dan coaching clinic yang dihadiri sekitar 60 peserta dari kalangan seni maupun pemerhati batik di Pusat Budaya Internasional Caravan Sarai Tashkent, yang dikutip dari situs Kemlu.go.id, Senin (22/5/2017).

Lebih lanjut, Dubes Alit mengatakan, kegiatan pengenalan budaya batik ini diharapkan dapat meningkatkan persahabatan dan saling pemahaman antara masyarakat kedua negara.

Untuk pelaksanaan kegiatan tersebut, KBRI Tashkent juga bekerja sama dengan Direktorat Sejarah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang memfasilitasi pengiriman pembatik dan menampilkan puluhan koleksi batik. Rangkaian kegiatan juga tidak hanya sebagai platform untuk memperkenalkan aspek kebudayaan batik, tapi juga meningkatkan saling pengertian antara Indonesia dan Uzbekistan.

Desain batik dan kebaya perpaduan gaya kontemporer maupun tradisional yang ditampilkan oleh peragawan dan peragawati Uzbekistan, memukau publik Tashkent maupun kalangan ekspatriat setempat. Mereka terlihat antusias mempraktikkan pembuatan batik yang dipandu secara langsung oleh Aditya Yusma (seniman batik asal Pekalongan), dengan menggunakan alat canting maupun malam (sejenis lilin).

Direktur Sejarah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Triana Wulandari kemudian memaparkan sejarah, teknik serta peran penting Batik sebagai salah satu seni budaya dan elemen sosial Indonesia kepada para pengajar dan pelajar Tashkent State Institute of Culture.

Coaching clinic teknik pembuatan batik yang diberikan setelah pemaparan tersebut memberikan warna pengetahuan tersendiri, bagi kalangan akademisi Uzbekistan tersebut.

Saat kegiatan promosi Batik pada 15-16 Mei 2017 dilakukan di Art Gallery Kota Navoy, yang terletak sekitar 600 km sebelah Barat Tashkent, para peserta yang mengikuti rangkaian kegiatan itu juga mengaku terkesan dengan desain dan teknik pembuatan batik yang digelar.

"Saya selalu mengikuti fashion show setiap tahun di berbagai kota di Uzbekistan. Namun, terlibatnya Indonesia dalam pagelaran busana tradisional Batik adalah yang paling menarik," ujar kolektor kain tradisional asal Navoy.

Pengunjung lainnya mengaku mengagumi proses membuat batik dan kain tenun, yang diperagakan seniman batik di State Institute Pedagogic of Design Navoy tersebut.

Sementara itu, untuk lebih meluaskan jangkauan promosi, KBRI Tashkent juga mengundang anggota Tashkent Women International Group (TWIG) untuk membatik di gedung KBRI Tashkent pada 18 Mei 2017. Sekitar 25 orang yang ikut serta itu terlihat sangat antusias, dan bahkan beberapa di antaranya menyampaikan niatnya untuk datang ke Indonesia.

Kegiatan coaching clinic Batik sangat menarik perhatian peserta, beberapa institut Kesenian Tashkent seperti Republican Design College, Republican Art College named after P. Benkov dan National Institute of Fine Art and Design Kamoliddin Bekhzad menyatakan ketertarikannya. Mereka berniat menjajaki kemungkinan adanya pengajar dari Indonesia yang memberikan pelajaran mengenai pembuatan batik.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya