Liputan6.com, Riyadh - Dalam pidato saat saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Arab Saudi, Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa negaranya tidak berperang melawan Islam. Sebaliknya, Trump mendefinisikan pertempuran melawan kelompok teroris sebagai "peperangan antara yang baik dan jahat".
"Ini bukan pertarungan antara keyakinan, sekte, dan kebudayaan yang berbeda," ujar Trump.
Advertisement
"Ini adalah pertempuran antara penjahat barbar yang berusaha melenyapkan kehidupan manusia, dan orang-orang baik dari semua agama yang berusaha melindunginya. Ini adalah pertempuran antara yang baik dan jahat," imbuh dia.
Dalam pidatonya, Trump mengakui bahwa mayoritas korban terorisme adalah Muslim. Ia juga menyebut Islam sebagai salah satu kepercayaan hebat di dunia.
"Lebih dari 95 persen korban terorisme adalah muslim sendiri," kata Trump.
Selain itu, Trump juga mendesak negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim untuk berbuat lebih banyak dalam menumpas kelompok teroris yang memakai jubah Islam. Ia menyerukan umat Islam untuk "mengusir" teroris.
"Usir mereka," ujar Donald Trump. "Usir para teroris. Usir para ekstremis. Usir mereka dari tempat ibadah Anda. Usir mereka dari komunitas Anda, keluarkan mereka dari tanah suci Anda dan usir mereka dari Bumi ini."
Menurut Trump, negara-negara Timur Tengah tidak dapat menunggu kekuatan AS dan harus memutuskan masa depan seperti apa yang mereka inginkan untuk dirinya sendiri, negara, dan anak-anak kelak.
Dikutip dari CNN, Senin (22/5/2017), Trump memperingatkan para pemimpin bahwa kelambanan mereka bertindak akan membawa penderitaan, kematian, dan keputusasaan.
"Kita hanya bisa mengatasi kejahatan ini jika kekuatan kebaikan bersatu dan jika setiap orang di ruangan ini membagi beban secara dil dan memenuhi bagiannya," ujar orang nomor satu Amerika Serikat itu.
Pidato utama yang Trump sampaikan pada Arab Islamic American Summit yang dihadiri 55 pemimpin negara berpenduduk mayoritas Muslim pada 21 Mei 2017 waktu setempat itu, menandai usaha pertama Trump untuk menjangkau 1,6 miliar Muslim di seluruh dunia.
Pidato itu bertujuan untuk memperbaiki hubungannya dengan muslim. Pasalnya, dalam kampanye Trump membuat sejumlah ucapan Islamofobia dan menyerukan larangan Muslim memasuki AS.
Dengan menyampaikan pidato tersebut, Donald Trump yang berkeinginan meningkatkan perlawanan melawan ISIS di Irak dan Suriah, memberi sinyal pemahamannya bahwa dibutuhkan hubungan yang lebih konstruktif dengan negara-negara muslim jika ingin menghancurkan ISIS dan kelompok teroris lainnya.