Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, efisiensi merupakan cara yang harus dilakukan perusahaan minyak dan gas bumi (migas), menghadapi kondisi harga minyak yang masih rendah.
Jonan mengatakan, tidak ada satu pihak pun yang bisa mengontrol harga minyak dunia. Karena itu, harga minyak dunia tidak bisa diprediksi waktu perubahannya.
Advertisement
"Dari produksi migas tidak ada yang bisa menentukan harganya. Saya tidak bisa menentukan," kata Jonan, di Sumatera Selatan, Senin (22/5/2017).
Menurut Jonan, salah satu jalan untuk membuat perusahaan stabil saat harga minyak dunia rendah adalah efisiensi mengendalikan biaya investasi produksi migas. Upaya tersebut merupakan hal paling bisa dilakukan perusahaan agar tetap mendapat keuntungan.
"Kalau kita tidak menentukan harga jual, kita atur biaya," ucapnya.
Jonan mengungkapkan, biaya produksi yang murah akan membuat harga komoditas juga murah. Hal tersebut menyangkut penurunan harga gas yang diproduksi dari lapangan gas dalam negeri, jika biaya produksi tinggi membuat harga gas dalam negeri lebih mahal dari harga di luar negeri, maka pemerintah memperbolehkan impor gas.
"Kalau produksi gas domestik nasional mahal, Pak Presiden mengarahkan impor saja, buat kompetitif. Karena itu menghemat investasi," tutur Jonan.
Dia pun telah berpesan ke lembaga yang mengurusi kontraktor migas, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas bumi (SKK Migas). Untuk mendorong perusahaan pencari migas di Indonesia atau Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terus melakukan efisiensi.
"Saya pesan ke SKK Migas, semakin lama semakin efisien. Saya kirim surat ke Menteri BUMN meminta Pertamina lebih efisien karena cost-nya tinggi sekali," ujar Jonan.