Rahasia Pasar Tegal Gubug Bikin Pemburu Pakaian Sampai Lupa Makan

Karena hanya dibuka empat hari dalam seminggu, pembeli di Pasar Tegal Gubug rela menginap demi mendapatkan pakaian yang diidamkan.

oleh Panji Prayitno diperbarui 22 Mei 2017, 11:01 WIB
Meski hanya dibuka empat hari dalam seminggu, pembeli di Pasar Tegal Gubug rela menginap demi mendapatkan pakaian yang diidamkan. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Pasar Tegal Gubug yang berada di Desa Tegal Gubug, Kabupaten Cirebon, selalu ramai dikunjungi para pembeli, baik grosiran maupun eceran. Meski tak buka setiap hari, pasar yang diklaim sebagai pasar terbesar se-Asia Tenggara itu tak pernah sepi setiap kali beroperasi.

Pasar Tegal Gubug hanya dibuka empat hari seminggu, yaitu pada Senin, Selasa, Jumat, dan Sabtu. Pembeli yang datang tak jarang berbelanja dalam jumlah besar.  Setiap kali buka, kondisi jalan di sepanjang Pasar Tegal Gubug selalu macet oleh kendaraan berbagai jenis.

"Misal hari Jumat dan sampai malam itu, pembelinya dari luar Kota Cirebon dan sebagian besar mereka membeli dalam jumlah yang banyak. Kalau hari Jumat dan Selasa pasti minimal mobil truk colt diesel parkir di pasar. Banyak juga pembeli yang bawa mobil kontainer," kata salah seorang pengelola Pasar Tegal Gubug Kabupaten Cirebon, Syarif, Sabtu, 20 Mei 2017.

Dia mengatakan, sebagian besar pembeli grosir yang belanja di Pasar Tegal Gubug Cirebon berasal dari luar. Mereka ada yang berasal dari Bandung, Jakarta, Surabaya, tetapi tidak jarang juga berasal dari Sumatera, Sulawesi hingga Kalimantan. Mereka rela menginap di kawasan pasar hanya untuk mendapatkan model baju terbaru dan terlaris.

Menjelang Ramadan, ujar Syarif, pengunjung Pasar Tegal Gubug meningkat 95 persen dibandingkan dengan hari biasa. Bahkan, tingkat kunjungan ke pasar tersebut sudah terlihat sejak beberapa minggu sebelum memasuki Ramadan.

"Mereka biasanya belanja pakaian dalam jumlah besar biar untuk stok sampai Lebaran nanti," ujar Syarif.

Dia mengatakan, Pasar Tegal Gubug menjadi salah satu pusat grosir favorit pedagang di Indonesia. Dengan luas pasar mencapai 12 hektare, para pedagang di Pasar Tegal Gubug ini mencapai 10 ribu pedagang.

"Tidak setiap hari buka, tapi giliran buka barang yang dijual di pasar ini langsung habis," kata dia.

Pemilik Toko Putri Fashion di Pasar Tegal Gubug Cirebon, Nila menyebutkan, menjelang Ramadan, sejumlah barang yang banyak diborong busana muslim, seperti baju syari, gamis, gamis kardigan, hingga perlengkapan ibadah lain.

"Jam dua siang juga sudah habis, Mas. Ramai kalau sudah hari Jumat dan Sabtu itu sampai lupa makan. Alhamdulillah, apa pun barangnya dijual di pasar ini tetap laku, Mas. Biasanya beli borongan terus dijual lagi," kata Nila.

Dia mengatakan, sebagian besar para pedagang di pasar merupakan usaha turun-temurun. Peningkatan pedagang dan omset di pasar ini bisa mencapai 100 persen.

"Kita sampai pernah kehabisan barang sementara pesanan banyak. Ini sudah dua bulan terakhir ramai pesanan pakaian bernuansa Islam," kata Nila yang disambi melayani pembeli.

Selain diklaim sebagai pusat grosir terbesar se-Asia Tenggara, Pasar Tegal Gubug ini berbeda dengan pusat grosir lain di luar Cirebon. Dia mengatakan, kelebihan para pedagang di Pasar Tegal Gubug tersebut adalah keluwesan berinteraksi kepada pembeli.

Para pembeli bisa menukar barang yang dibelinya ketika ada yang rusak maupun cacat. Selain itu, pedagang juga tidak menutup pintu jika ada pembeli yang ingin menukar barang.

"Bahkan kalau sudah jadi pelanggan tetap pembeli biasanya ambil barang dulu kemudian dibayarnya pakai transfer atau giro. Itu yang katanya tidak ada di pusat grosir lain di Indonesia," ujar dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya