Liputan6.com, Le Mans - Tak ada air mata yang membasahi pipi Johann Zarco. Hanya kebahagiaan yang terpancar dari wajah pembalap Yamaha Tech3 itu saat berdiri di podium kedua di Sirkuit Le Mans, dalam gelaran MotoGP Prancis, Minggu (21/5/2017).
Maklum saja, sebelum balapan seri kelima MotoGP dimulai ia sempat mendapatkan tekanan luar biasa dari tim. Zarco diminta bisa berdiri di podium bagaimanapun situasi di lintasan balap.
Baca Juga
Advertisement
Target yang diusung cukup beralasan, memang. Pasalnya, Johann Zarco adalah pembalap tuan rumah dan berada di gird pertama atau posisi ketiga pada balapan.
Saat lampu hijau menyala Zarco langsung memacu kecepatan motornya dan memimpin balapan setelah mengambil posisi Maverick Vinales di tikungan kedua lap pertama. Selama beberapa lap ia sulit terkejar sebelum akhirnya disalip oleh Vinales.
Zarco kembali ke posisi ketiga di enam lap tersisa setelah Rossi menyalipnya. Namun, takdir tampaknya masih berpihak kepadanya setelah Rossi terjatuh di lap terakhir dan ia pun sukses merebut podium kedua.
Bagi pembalap debutan di MotoGP, meraih podium pada balapan seri kelima adalah sesuatu yang sangat spesial. Terlebih ia tampil di depan pendukungnya karena ia mampu merasakan euforia yang terjadi di Le Mans, dalam gelaran MotoGP Prancis.
"Ini ajang MotoGP pertama di mana orang akan menghentikan saya di paddock dan meminta saya naik podium. Pada titik tertentu saya merasakan tekanan, jadi di FP4 saya mulai berbicara pada diri sendiri untuk tetap tenang," ungkap Zarco seperti dikutip dari GPOne, Senin (22/5/2017).
Zarco pun tak sungkan menyebut MotoGP Prancis sebagai penampilan terbaiknya di lintasan MotoGP.
"Saya tinggal saat ini. Ini sangat emosional tapi emosinya setelah memenangkan gelar Moto2 kedua saya lebih besar. Saya menangis saat itu," ujarnya.
Zarco pun secara khusus mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya. "Balapan di kandang menempatkan pada tekanan tapi dukungan penggemar membantu saya. Mereka mengatakan bahwa Moto2 tidak layak apa-apa, saya menunjukkan bahwa itu tidak benar," ujar Zarco.
(David Permana)