Liputan6.com, Jakarta Sektor industri kimia, tekstil dan aneka (IKTA) mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,16 persen di kuartal I 2017. Pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Jenderal IKTA Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Achmad Sigit Dwiwahjono menyebutkan sektor industri ini tumbuh tak lebih dari 1 persen pada kuartal I 2016. Namun pada tahun ini mampu menembus angka 5 persen.
"Pertumbuhan tersebut meningkat mencapai 5,16 persen dibanding saat kuartal I 2016 yang hanya tumbuh 0,05 persen," ujar dia di Jakarta, Senin (22/5/2017).
Baca Juga
Advertisement
Dia menjelaskan, pertumbuhan tersebut didorong oleh sektor industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 10,40 persen. Kemudian disusul dengan sektor industri karet, yaitu barang dari karet dan plastik sebesar 7,5 persen dan sektor industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki sebesar 7,41 persen.
Untuk neraca ekspor-impor, lanjut Sigit, pada kuartal I 2017 sektor ini mengalami surplus sekitar US$ 4,56 miliar. Surplus tersebut dipacu ekspor bahan dan barang kimia sebesar US$ 2,72 miliar.
Disusul oleh sektor industri pakaian jadi sebesar US$ 1,84 miliar, industri barang dari karet dan plastik sebesar US$ 1,57 miliar, industri barang dari kulit dan alas kaki sebesar US$ 0,99 miliar dan industri pengolahan lainnya atau aneka industri sebesar US$ 0,90 miliar.
“Sedangkan untuk sektor industri tekstil defisit US$ 0,48 miliar. Industri farmasi obat kimia dan obat tradisional US$ 0,19 miliar dan barang galian nonlogam US$ 0,08 miliar," kata dia.
Sementara di bidang investasi, kata Sigit, masih didominasi oleh industri kimia. Namun, saat ini Kemenperin juga terus memacu pengembangan industri lainnya agar dapat meningkatkan pertumbuhannya masing-masing.
“Kami terus berupaya meningkatkan daya saing dan produktivitas industri agar bisa sama-sama maju dan berkembang," tandas dia.