Liputan6.com, Brebes - Napas Rasmidi (38) mendadak tersengal-sengal. Ia mendapat laporan dari seorang warga terkait keberadaan kedua putranya yang masih bocah tenggelam di Sungai Dlepak, Brebes, Jawa Tengah.
Padahal saat itu sekitar pukul 15.00 WIB, ia sedang bekerja sebagai penjual air bersih keliling desa. Belum ada satu jam lalu ia bertemu kedua anaknya sedang bermain tak jauh dari kediamannya.
Kakak beradik yang tenggelam itu merupakan anak pasangan suami istri, Rasmidi dan Siti (36), warga Pesantunan, RT 05/08, Kecamatan Brebes. Kedua bocah itu bernama Fajar Dwi Permana (7) kelas 1 SD dan Dian Putra Permana (10) kelas 3 SD.
Tanpa pikir panjang, Rasmidi lari tergopoh-gopoh tak mengenakan alas kaki menuju Sungai Dlepak. Lokasi sungai yang hanya berjarak 100 meter dari kediamannya di Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari Brebes, Senin, 22 Mei 2017.
Baca Juga
Advertisement
Setibanya di Sungai Dlepak, ia panik dan langsung menceburkan diri ke sungai yang memiliki kedalaman sekitar dua meter untuk mencari keberadaan dua puteranya yang tenggelam.
Dengan dibantu warga lainnya, lima belas menit kemudian, tubuh sang kakak berhasil ditemukan warga. Kemudian tiga puluh menit berselang tubuh sang adiknya juga ditemukan. Selanjutnya, warga membawa kedua korban ke Rumah Sakit Bhakti Asih, Brebes.
Namun nahas, nyawa kedua bocah yang tenggelam itu tak terselamatkan setibanya di rumah sakit.
"Saya sudah ingatkan ke kedua anak saya, jangan main ke sungai itu. Apalagi cari ikan di sana," ujar Rasmidi di kediamannya.
Ia pun hanya bisa pasrah menerima nasib kedua anaknya meninggal dunia akibat tenggelam di sungai.
"Ini anak saya kakak beradik, saya lemas, mas. Mau bagaimana lagi ini juga namanya musibah," dia menambahkan.
Saat kejadian, sang ibunda tak berada di rumah karena sedang menjadi buruh butik di Kabupaten Pemalang. "Ini ibunya baru saja tahu, kalau anaknya keduanya meninggal dunia. Posisi ibunya baru perjalanan dari Pemalang. Saya enggak kuat mau bilang kejadian ini," katanya.
Kedua Bocah Terpeleset
Berdasarkan keterangan saksi mata di lokasi kejadian, Sulaeman (33), kedua bocah kakak beradik itu semula sedang mencari ikan di kali yang disebut pula Sungai Anyar bersama seorang rekanya bernama Imam (10) kelas 4 SD. Mereka bertiga merupakan tetangganya sendiri.
"Awalnya ada tiga bocah laki-laki bermain di sekitar Sungai Anyar untuk mencari ikan. Tiba-tiba kedua bocah terpeleset tenggelam di kubangan sungai itu," ucap Sulaeman.
Memang kondisi Sungai Anyar mulai mengering, namun kubangan air dengan kedalaman lebih dari dua meter masih terlihat di beberapa titik. Awalnya, kata dia, sang adik saat akan menyerok ikan dengan menggunakan cepon, tiba-tiba terpeleset dan tenggelam.
Melihat adiknya tenggelam, kakak korban berupaya menolong dengan menggunakan batang kayu. Tapi nahas, sang kakak malah ikut tenggelam hingga ke dasar sungai tersebut.
"Memang di sini karena air sungai berupa kubangan dan ikannya banyak, sehingga ikan sering lompat. Itulah mungkin membuat bocah-bocah di sini tertarik cari ikan," kata dia.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, hingga Senin kemarin pukul 15.30 WIB, aparat kepolisian setempat belum tiba di lokasi kejadian. Di kubangan itu, terlihat sisa sisa ikan hasil tangkapan kedua bocah yang tenggelam. Tak hanya itu, topi dan cepon milik salah satu korban masih terapung di Sungai Dlepak.
Evakuasi kedua korban dilakukan warga setempat sekitar satu jam lamanya. Ratusan warga dari berbagai desa terus berdatangan ke rumah korban.
Sedangkan jasad dua bocah korban tenggelam telah berada di kediamannya. Sejumlah tetangga dan kerabat korban terus menangis melihat kondisi kedua bocah yang sudah terbujur kaku di lantai kediamannya.
Advertisement