Liputan6.com, Gorontalo - Napas Hendra Kasim (11) tersengal-sengal. Tubuhnya kurus kering dan sering mengeluh sakit. Pasien di ruangan IRS Rumah Sakit Aloeisaboe, Kota Gorontalo, itu diketahui mengidap tumor di kepalanya.
Penyakit yang diidap anak kedua dari pasangan suami istri Romi Kasim dan Fina Bakari itu diketahui sejak setahun lalu. Selama itu, warga Kelurahan Limbau II, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo, Gorontalo, keluar masuk rumah sakit sebelum akhirnya dirawat di RS Aloeisaboe.
Sebelum tumor itu terdeteksi, Hendra sering mengalami sakit kepala dan muntah-muntah. Namun, kedua orangtuanya menganggap itu adalah penyakit biasa yang menyerang anak-anak.
Seiring berjalannya waktu, sakit kepala yang dialami Hendra bertambah berat. Keluarganya akhirnya membawanya ke Rumah Sakit Multazam, Kota Gorontalo.
Setelah dibawa ke rumah sakit itu, kondisi Hendra sedikit membaik dalam dua minggu. Orangtuanya lalu membawanya pulang ke rumah. Namun, kondisi anak lelaki itu malah menurun hingga ia dibawa kembali ke Rumah Sakit Aloeisaboe.
Saat dirawat di rumah sakit itu, dokter yang memeriksa Hendra menyatakan anak tersebut mengidap tumor di kepala. Karena kondisinya semakin parah, orangtua meminta agar putranya dirujuk ke RS Siloam Manado. Setelah dirawat selama 15 hari di rumah sakit itu, pihak medis mengatakan Hendra tidak bisa dioperasi karena umurnya masih 11 tahun.
Baca Juga
Advertisement
Mendengar hal tersebut, orangtua Hendra kembali mencoba meminta rujukan ke rumah sakit lain. Pihak Rumah Sakit Siloam kemudian merujuk Hendra ke Rumah Sakit Kandou yang juga berada di Manado. Lagi-lagi, rumah sakit rujukan menolak mengoperasi Hendra karena alasan yang sama setelah dirawat selama dua minggu.
Setelah sebulan dirawat di rumah sakit yang ada di Manado, Hendra kembali dibawa ke Gorontalo dengan kondisi yang semakin parah. Keluarga kini hanya pasrah sambil mengharap agar Hendra mendapatkan mukjizat.
Ayah Hendra, Romi Kasim, mengatakan sudah berusaha semaksimal mungkin untuk anak ini. "Kami hanya bisa berharap mukjizat dari Allah, karena hanya itulah yang mungkin bisa membantu kami. Moril dan materiil kami sudah korbankan untuk anak kami ini, tapi hasilnya tetap saja seperti itu," ujarnya.
Romi yang sehari-hari bekerja sebagai sopir bentor itu meminta bantuan tambahan meski ia telah difasilitasi BPJS Kesehatan.
"Meski pakai jaminan BPJS, tapi banyak obat yang mahal, tidak bisa dibayar dengan biaya BPJS Kesehatan," katanya
Sementara itu, dokter spesialis anak Sefri Pantow yang menangani Hendra mengatakan saat ini Hendra masih dirawat secara intensif.
"Karena ini merupakan tumor, jadi pengobatan dilakukan sesuai prosedur dan perkembangannya kami pantau terus," kata Sefri.
Pernyataan senada disampaikan Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Aloisaboe dr Medy Sarita. Ia mengatakan saat ini sedang berusaha yang terbaik untuk kesembuhan pasien tumor anak itu.
"Jalan keluarnya dia harus dirawat. Dari pihak rumah sakit hanya bisa memberikan pelayanan prima dan sebaik mungkin. Untuk kesembuhan, kiranya Insyaallah diberikan jalan," kata Medy.