Liputan6.com, Jakarta Di balik kesuksesan seorang bintang, terkadang tersimpan kisah sedih. Kesha contohnya, kesuksesan yang diraih penyanyi berambut pirang ini harus dibayar dengan harga mahal. Kesha mengalami gangguan makan serius.
Enam bulan setelah menjalani rehabilitasi di area Chicago, Kesha akhirnya berani terbuka mengenai pengalamannya itu. Menurutnya, gangguan makan yang dideritanya itu berawal dari rasa tanggung jawab yang begitu besar terhadap karier bermusiknya.
Advertisement
"Aku merasa bahwa tanggung jawabku adalah menjadi sekurus mungkin. Untuk mewujudkan hal itu, aku menyiksa tubuhku sendiri," tulis Kesha dalam majalah Elle UK yang dikutip oleh laman Rolling Stone, Rabu (24/5/2017).
Kesha menyadari, ketika itu dia tak memberi perhatian yang cukup pada tubuhnya agar sehat dan kuat. Padahal penyanyi ini telah menulis satu nomor yang liriknya berupa ajakan untuk mencintai diri sendiri. Dengan gangguan makan yang dideritanya, Kesha merasa seperti orang munafik.
"Aku meyakinkan diri sendiri bahwa menjadi tidak sehat dan kurus adalah bagian dari pekerjaanku," tulisnya.
Menurut Kesha, ekspektasi berlebih yang diciptakan industri musik terhadap bagaimana seharusnya bentuk tubuh para bintang pun turut mempengaruhi gangguan yang dialaminya. Sebagai penyanyi belia yang baru memulai karier bermusik, Kesha mulai menjadi terlalu kritis terhadap bentuk tubuhnya sendiri.
Alih-alih sukses dianggap bintang pop, Kesha malah dicap sebagai seniman nyentrik yang penampilannya cenderung acak-acakan. Padahal bukan itu yang Kesha inginkan. Parahnya lagi, komentar dan kritik terhadap penampilannya pun berdatangan.
Begitu tidak nyamannya Kesha dengan diri sendiri, sampai-sampai dia takut berada di luar atau menggunakan internet. Ketika menyadari bahwa dia mengalami masalah gangguan makan yang otomatis terkait dengan mentalnya, Kesha pun memutuskan mencari bantuan.
Desember tahun lalu, Kesha mencapai titik terendah dalam hidupnya. Dia menghubungi sang ibu untuk minta bantuan. Sehari setelah tahun baru 2017 berlalu, Kesha pun masuk rehabilitasi dan menjalani terapi setiap hari.
Memutuskan untuk masuk panti rehab bukan hal mudah. Kesha ketakutan setengah mati saat pertama menjejakkan kaki di sana. Tapi dia tak mengurungkan niat untuk mendapatkan hidupnya kembali. Setelah menjalani dua bulan terapi, Kesha kembali menemukan harga dirinya. Dia pun tak perlu khawatir lagi berhadapan dengan paparazi.
"Aku merasa cukup kuat untuk mengakui bahwa aku perlu bantuan dan menghadapinya," tulisnya.