Liputan6.com, Manchester - Kekacauan terjadi usai ledakan di konser penyanyi Ariana Grande. Korban luka dan tewas ada di beberapa titik di Manchester Arena yang jadi tempat pertunjukan.
Melihat situasi begitu kacau, seorang sopir taksi bernama Saf Ismail mengambil keputusan besar. Ia memakai taksinya untuk mengevakuasi para korban ke rumah sakit.
"Orang di sana berhamburan masuk dan keluar, yang menjadi perhatian saya di kejadian itu adalah usia para penonton konser yang begitu muda," ucap Ismail seperti dikutip dari CBS News, Rabu (24/5/2017).
Baca Juga
Advertisement
"Saya seperti terbayang putri saya ada di sana, putri saya berusia 15 tahun. Dia sebenarnya mau ingin ke konser tersebut, tapi beberapa bulan lalu ia memutuskan mengubah pikirannya karena konser tersebut bertepatan dengan ujian," sebut Ismail.
Dia mengatakan, hampir seluruh korban yang dilihat usianya masih sangat muda. Keadaan tempat konser usai ledakan begitu kacau untuk digambarkan dan sangat menyedihkan.
"Ada yang tidak terkena luka, tapi menangis dan berteriak sangat keras, mereka begitu emosional, emosi kalian pasti mengalir sangat kencang. Saya seperti melihat darah daging saya berada di sana," kata dia.
Ismail merupakan warga muslim Inggris keturunan Pakistan. Dia tumbuh besar di Manchester.
Kejadian teror tersebut membuat Manchester asing bagi dirinya. Ismail menegaskan kota tempat kelahirannya adalah tempat yang damai bukan berbahaya.
Namun, melihat masyarakat Manchester saat menghadapi teror, Ismail mengaku bangga. Sebab, semua warga tanpa mengenal latar belakang agama, suku ras saling bahu-membahu membantu korban.
"Masyarakat kota kami sangat kuat. Kami memang punya perbedaan, tapi kami memutuskan bersatu dan terus bersama," jelasnya.
Peran Ismail dalam membantu evakuasi korban dinilai sangat penting. Dia menggunakan taksinya mengangkut korban.
Bukan cuma sekali. Hal tersebut dilakukan sebanyak tiga kali. Terhitung ada 24 orang yang dievakuasi oleh Ismail menggunakan taksinya.