Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan ke Pelabuhan Tanjung Priok pada 23 Mei 2017 menjadi salah satu kegiatan lawatan resmi Raja Swedia Carl XVI Gustaf ke Indonesia.
Kegiatan tersebut didampingi oleh Menteri Infrastruktur Swedia Anna Johansson, Duta Besar Swedia untuk Indonesia Johanna Brismar Skoog, dan Head of Saab Surveillance Anders Carp.
Advertisement
Di pelabuhan terbesar di Indonesia itu, Raja Swedia Carl XVI Gustaf beserta rombongan melakukan kunjungan lapangan ke Terminal 3. Selain itu, raja juga meninjau langsung Layanan Lalu Lintas Kapal atau Vessel Traffic System (VTS) Control Room Pelabuhan Tanjung Priok dan mendapat penjelasan dari sejumlah staf yang ada di sana.
Pasalnya, Raja Swedia Carl XVI Gustaf ingin melihat langsung penerapan solusi Swedia dalam manajemen lalu lintas kapal di area pelabuhan yang diterapkan di Indonesia.
Layanan lalu lintas kapal yang disediakan oleh perusahaan keamanan asal Swedia, SAAB, pada November 2016 telah diselesaikan. Saat itu, SAAB telah mengirim VTS yang dapat beroperasi sepenuhnya ke PT Pelabuhan Indonesia II (IPC).
Manajemen lalu lintas kapal yang merupakan salah satu kerja sama antara kedua negara itu, berdampak besar terhadap keamanan dan keselamatan operasi pelabuhan. Keamanan dan keselamatan merupakan hal penting, mengingat Tanjung Priok adalah salah satu pintu gerbang utama yang menangani sekitar 50 persen lalu lintas kargo dalam negeri.
Direktur Operasi IPC, Prasetyadi, yang menyambut kedatangan Raja Swedia Carl XVI Gustaf, dalam kesempatan itu mengemukakan secara singkat mengenai pengelolaan pelabuhan yang erat kaitannya dengan pengurangan biaya logistik.
Menurutnya, sebagai upaya untuk mengurangi biaya logistik Presiden Jokowi menginisasi Program Tol Laut, yakni dengan mengoperasikan jalur kapal reguler, dari Barat ke Timur Indonesia. Sejalan dengan program tersebut, IPC juga sedang menyiapkan pelabuhan untuk memberi layanan cepat kepada kapal yang berlabuh.
"Peningkatan telah diimplementasikan tidak hanya pada sumber daya manusia tetapi juga pada peralatan dan metode kerja," ujar Prasetyadi.
"Optimalisasi pelabuhan yang ada serta pengembangan pelabuhan baru juga dilakukan secara intensif oleh IPC, salah satunya adalah proyek nasional New Priok Container Terminal One yang baru diresmikan tahun lalu oleh Presiden Republik Indonesia," kata dia.