Liputan6.com, Riyadh - Ramadan adalah bulan penuh hidayah. Sepanjang bulan ini umat Islam lazimnya memperbanyak aktivitas ibadah mereka.
Mulai dari berpuasa, salat tarawih, menggelar peringatan turunnya Alquran, 'menunggu' malam Lailatul Qadar, memperbanyak baca Alquran, serta menutupnya dengan membayar zakat fitrah dan merayakan hari kemenangan Idul Fitri.
Advertisement
Astronom asal Arab Saudi, Khalid Al-Zaaq mengatakan bahwa bulan suci Ramadan akan dimulai pada hari Sabtu dan berakhir pada hari Sabtu pula.
Ia juga menjelaskan bahwa Ramadan akan berlangsung selama 29 hari yang di dalamnya terdapat empat kali hari Jumat.
Lebih lanjut, Zaaq menerangkan bahwa sepertiga terakhir bulan Ramadan akan memiliki waktu puasa lebih lama. Ia mencatat pula, waktu terpanjang selama puasa di Arab Saudi akan terjadi di kota Turaif dan terpendek terjadi di kota Jazan.
Astronom itu juga menyampaikan, suhu akan berada pada titik terpanas pada hari ke delapan Ramadan.
Menurut Zaaq, waktu salat paling awal akan terjadi pada sepertiga bulan Ramadan.
Sementara itu, masyarakat yang akan berbuka puasa paling awal di Arab Saudi adalah mereka yang tinggal di wilayah gurun selatan. Sedangkan, masyarakat yang akan berbuka paling lambat adalah orang-orang yang tinggal di kota Haql dengan selisih waktu setengah jam.
Zaaq menilai, Ramadan tahun ini dan tahun depan adalah bulan suci yang dianggap paling panas. Sedangkan Ramadan dua tahun mendatang berada di musim semi dan dianggap tidak akan terlalu panas.