Liputan6.com, Jakarta Pemerintah masih mengkaji harga tiket moda transportasi Light Rail Transit [(LRT) Palembang]( 2914659 "") yang kini tengah dalam proses pembangunan. Transportasi massal tersebut ditargetkan selesai pada akhir tahun ini dan bisa beroperasi pada 2018, bertepatan dengan penyelenggaraan Asian Games.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan berapa harga tiket LRT ini. Namun tarif tersebut tidak akan jauh berbeda dengan tarif angkutan umum di Palembang.
"Kita belum bisa memastikan sekarang, tapi yang bisa kita lihat eksisting tarif kendaraan umum seperti apa," ujar dia di Palembang, Rabu (24/5/2017).
Baca Juga
Advertisement
Patokan tarif pada kendaraan umum digunakan untuk memastikan masyarakat bisa menikmati moda transportasi ini. Sebab, tarif kendaraan umum yang ditetapkan di suatu daerah menggambarkan daya beli dari masyarakatnya.
"Yang menggambarkan daya beli masyarakat, tidak akan jauh dari situ. Ini belum ada angka, nanti tunggu 1 bulan-2 bulan ini kita kaji," kata dia.
Agar masyarakat bisa mendapatkan tarif yang terjangkau namun tidak merugikan PT KAI selaku operator LRT, pemerintah akan mengucurkan subsidi tiket melaui skema public service obligation (PSO).
"Kita desain tarifnya untuk operasional. Selisih biaya investasi dan daya beli akan gunakan PSO. Kita lihat daya beli masyarakatnya," tandas dia.
Sebagai informasi, jalur LRT Palembang ini mulai dari Bandara Sultan Mahmud Badarudding II sampai dengan Depo OPI. Rencana pelaksanaan proyek LRT mulai dari 21 Oktober 2015 hingga 30 Juni 2018.
Target pelaksanaan kontruksi bulan November 2015-Februari 2018, pengadaan sarana bulan April-Maret 2018, pengujian dan sertifikasi bulan Maret-Mei 2018, hingga beroperasi pada bulan Juni 2018.
Jalur LRT Palembang ini memiliki panjang sebesar 23,4 km, lebar sebesar 1067 mm dan third rail listrik sebesar 750 VDC. Sedangkan, jumlah bangunan pada proyek ini sebanyak 13 stasiun, 1 depo dan 9 gardu listrik.