Liputan6.com, Jakarta Luar biasa, kalimat ini mungkin sangat tepat ditujukan bagi Tim Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. Ya, tim KPLP berhasil memberikan pertolongan kepada Kapal Philippines Coast Guard TB Habagat 271 yang mengalami kerusakan mesin dan mengalami kebocoran di perairan selat Makassar 110Nm dari Kotabaru, Kalimantan Selatan akhir pekan lalu.
Berita marabahaya (distress) yang dikirimkan oleh Komandan Kapal Philippines Coast Guard TB Habagat 271 kepada Poskodalops Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang segera ditindaklanjuti oleh Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) selaku Indonesia Coast Guard berkoordinasi dengan Philippines Coast Guard Action Center di Manila.
Advertisement
Ironisnya, kapal tersebut merupakan armada yang dibawa dari Filipina saat mengikuti Regional Marine Pollution Exercise (Marpolex) pekan lalu dan tengah dalam pelayaran untuk kembali ke negaranya. Sebelumnya, kapal dimaksud mengikuti kegiatan Marpolex berupa simulasi penanganan kapal bocor atau bermasalah di lautan dalam rangka menjaga lingkungan laut dari pencemaran minyak di Benoa, Bali.
"Kapal Philipine Coast Guard dimaksud mengalami masalah di perairan Selat Sulawesi dalam perjalanan pelayaran dari Benoa menuju Filipina di Lat 4 degs 00.32 mins S/ Long 117 degs 39.6 mins E, selanjutnya kami diperintahkan untuk memonitor dan melakukan tindakan pertolongan," jelas Direktur KPLP, Capt. Jonggung Sitorus di Jakarta, Selasa (23/5)
Selaku Indonesia Coast Guard, lanjut Jonggung, pihaknya berkoordinasi dengan Philippine Coast Guard Action Center di Manila serta segera mengerahkan Kapal Patroli KPLP KN Chundamani P-116 serta KN 377 menuju ke lokasi dan memberikan pertolongan serta melakukan asistensi di Pelabuhan Kotabaru.
"Berdasarkan informasi kapal mengalami trouble engine dan ada kebocoran, kapal masih aman untuk dilayarkan ke pelabuhan Kotabaru untuk melakukan perbaikan," tuturnya.
Selanjutnya, KSOP Klas IV, melaksanakan koordinasi dengan beberapa pihak antara lain PT. Pelindo melalui Pilot Station, PT. Pertamina Kotabaru dengan menyiagakan dua unit kapal Tunda TB. Patra 01 dan TB. Patra 02 di Tanjung Pemancingan dan SROP Batulicin.
"Kapal milik Philippine coast guard TB. Habagat (271) saat itu, masih bisa melanjutkan perjalanan menuju ke Perairan Kotabaru dengan Speed 7,6 Knots dan terus kami pantau dengan SROP Batulicin dan Pilot Station," imbuhnya.
Titik pertemuan antara Kapal Negara Patroli KPLP KNP 377 dengan Kapal TB Habagat 271 milik Philippine Coast Guard di posisi koordinat 03-15,42'-42,0"LS/116-54-50,0" BT atau sekitar 44 NM dari Kotabaru pada Ahad (21/5/2017) sekitar pukul 16.00 WITA.
"TB Habagat 271 philippine coast guard dikawal kapal milik PCG lainnya yaitu BRP-3502 (Nueva Vizcaya). Selanjutnya Kapal Negara Patroli KPLP KNP 377 mengawal kedua kapal Philippine Coast Guard menuju perairan kotabaru untuk selanjutnya disandarkan pada Dermaga Pelabuhan Umum Stagen milik PT. Pelindo III Cabang Kotabaru dan tiba di pelabuhan Kotabaru pukul 22.00 WITA," jelas Capt. Jonggung.
Di tempat terpisah, Dirjen Perhubungan Laut A. Tonny Budiono mengapresiasi kesigapan KPLP terhadap permintaan pertolongan pihak Filipina saat mengalami masalah di pelayaran.
"Ini menjadi catatan penting bahwa latihan atau simulasi pertolongan darurat sangat dibutuhkan dan benar-benar membantu sesuai SOP pada saat dihadapkan pada kondisi yang nyata," kata Tonny.
Dia juga menyampaikan keprihatinannya atas kendala yang terjadi pada kapal Filipina tersebut dan pada hari ini, Selasa (23/5) kapal Coast Guard Filipina sedang naik dock untuk dilakukan penambalan sedangkan kapal Philipine Coast Guard lainnya yaitu BRP-3502 (Nueva Vizcaya) sudah berlayar kembali ke negaranya.
Dengan adanya kejadian ini telah menunjukan kesiapsiagaan KPLP sebagai Indonesia Coast Guard dalam merespon serta bereaksi cepat mengatasi permasalahan pelayaran yang terjadi di perairan Indonesia.
Powered By:
Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan