Liputan6.com, Jakarta - Pada hari jadi ke-71 Badan Intelijen Negara (BIN), juga menjadi momentum berdirinya Deputi VI Bidang Intelijen Siber. Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi menilai, langkah BIN ini sangat positif dan relevan di tengah timbulnya potensi ancaman provokasi massif lewat media sosial yang bisa mengakibatkan gejolak sosial di masyarakat.
"Saya memberikan apresiasi kepada Kepala BIN Jenderal Polisi Budi Gunawan atas respons cepatnya dalam pembentukan deputi tersebut, mengingat Badan Siber Nasional yang maju-mundur dalam pembentukannya," kata Bobby di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (24/5/2017).
Advertisement
Politikus Partai Golkar ini juga berharap Deputi VI BIN ini dapat segera melakukan deteksi dini pasca-Pilkada DKI, yang berpotensi dapat menyebabkan bentrokan antar-kelompok ataupun ancaman disintegrasi bangsa.
Selain itu, Bobby juga berharap BIN selalu sigap melaksanakan kontra intelijen dalam menghadapi pihak-pihak asing yang terus melakukan provokasi yang mengancam keamanan.
"Pemerintah sendiri juga perlu mendukung postur BIN yang modern dalam bentuk pembangunan infrastruktur intelijen yang kuat dari sisi human capital dan digital electronic intelligence terkini," tandas Bobby.
Pada September tahun lalu, Kepala BIN Sutiyoso menyebut pembentukan Badan Siber Nasional merupakan pemborosan, sebab menurutnya BIN memiliki kompetensi untuk menangani perang di dunia maya (cyber war).
BIN saat ini sudah mampu melaksanakan fungsi tersebut dan tinggal meningkatkan kemampuan yang mereka miliki.
"Perlu tidak Badan Siber Nasional dengan membangun lembaga baru? Itu kan pemborosan," ujar Sutiyoso.
Dia, mengatakan BIN telah memiliki embrio dalam menghadapi ancaman perang siber. Sutiyoso bahkan mengklaim BIN sudah punya kemampuan lengkap dan saat ini hanya perlu meningkatkan daya serangnya.
"Kami sudah bisa melakukan defence cyber, bisa juga memonitor. Tinggal ditingkatkan kemampuan serangnya. Tinggal itu saja," ujar Sutiyoso ketika itu.