5 Bek yang Namanya Mulai Bersinar Musim Ini

Michael Keane sempat dibuang MU, bek ini malah tampil mengesankan di Burnley.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Mei 2017, 08:12 WIB
Bek PSV Eindhoven, Hector Moreno saat menjegal bek tangguh Manchester United, Luke Shaw pada pertandingan Grup B Liga Champions di Stadion Philips, Belanda (16/9/2015). Kaki kanan Shaw dikabarkan patah setelah dilanggar. (Reuters/Andrew Couldridge)

Liputan6.com, Jakarta Musim 2016-17 di sepak bola Eropa mungkin sudah berakhir. Namun, masih banyak hal menarik yang patut untuk dibahas, termasuk munculnya bek-bek hebat yang namanya mencuat berkat aksinya musim ini.

Akhir musim memang menjadi kesempatan tersendiri bagi para pemain untuk menilai diri sendiri. Mereka bakal mengukur peluang berkat penampilan selama semusim lalu. Karena memang pasar transfer yang datang sangat tergantung dengan diri mereka sendiri.

Dari berbagai posisi, bek menjadi paling banyak yang diperhatikan setelah kiper. Hal ini disebabkan fakta bahwa satu kesalahan dapat menyebabkan sebuah gol. Sedang, gelandang dan penyerang tak tanggung jawab atas kekalahan.

Nah, bek-bek di bawah ini bisa dibilang muncul ke permukaan karena sukses menjalankan tugasnya dengan sempurna. Padahal sebelumnya, mereka dipandang sebelah mata atau malah tak dihiraukan.

Michael Keane menjadi contohnya. Sempat dibuang Manchester United, dia malah tampil mengesankan di Burnley. Dimulai dari Keane, berikut lima bek yang namanya bersinar musim ini dikutip Sportskeeda:


5. Michael Keane, Burnley

Michael Keane (kiri) saat menjaga pertahanan Inggris ((AP Photo/Martin Meissner)

Keane memang sukses membungkam para pengkritik dengan penampilannya di Burnley. Dia memulai karirnya di akademi Manchester United dan sebenarnya tampil secara apik untuk tim utama. Namun masuknya pemain baru dan perubahan manajer menyebabkan anak muda itu meninggalkan klub.

Burnley awalnya cuma meminjam Keane. Tapi mereka memahami potensinya dan mendatangkannya secara permanen pada bulan Januari 2015. Berduet dengan Ben Mee, Keane membawa Burnley hanya kebobolan 20 gol di kandang sendiri dan meraih 6 clean-sheets di Liga Inggris.

Keane yang berusia 24 tahun adalah bek modern. Musim yang hebat telah melihat harganya naik dan dia juga telah menerima caps pertamanya di Inggris kala melawan Jerman. Karena itu, tak mengherankan jika mantan klubnya, Manchester United bersama Liverpool dan Tottenham berlomba mendapatkan jasanya sebelum dimulainya musim depan.


4. Benjamin Hubner, Hoffenheim

Pemain Hoffenheim, Sebastian Rudy (kiri) terjatuh saat berebut bola dengan pemain Bayern, Renato Junior Luz Sanches pada lanjutan Bundesliga Jerman di Rhein-Neckar-Arena, Sinsheim, Selasa(4/4/2017). Hoffenheim menang 1-0. (Uwe Anspach/dpa via AP)

RB Leipzig memang tampil mengejutkan di Bundesliga. Tapi, Hoffenheim tak kalah mengesankan. Setelah dicap sebagai tim underdog, mereka kini bersaing untuk ker Eropa musim depan dengan finis di urutan keempat.

Nama yang paling disorot atas keberhasilan mereka adalah sang bek, Benjamin Hubner. Dia bergabung dari Ingolstadt musim panas lalu dan langsung jadi pemain penting di Hoffenheim.

Tinggi, tangguh dalam mengatasi dan umpan bola yang bagus, bek Jerman itu sangat spektakuler untuk Hoffenheim. Dia telah memenangkan 2,6 header per laga.

Dia juga berjasa kala Die Kraichgauer, julukan Hoffenheim, hanya takluk empat kali dan cuma kebobolan 37 gol. Jelas, dia penemuan luar biasa dari Julian Nagelsmann.


3. Samuel Umtiti, Barcelona

Penyerang Juventus Paulo Dybla saat berusaha melupakan bek Barcelona Samuel Umtiti. (Josep LAGO / AFP)

Bermain untuk klub sebesar Barcelona biasanya cukup mendapat tekanan, terutama untuk posisi bek. Lihat saja Jeremy Mathieu, Marc Bartra dan Thomas Vermaelen. Namun tidak bagi Samuel Umtiti.

Pemain Prancis itu tidak hanya menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya tapi juga berkembang dalam perannya. Barcelona telah memenangkan 24 dari 25 pertandingan liga yang dimainkan Umtiti, itu jadi bukti sahih.

Kekuatan, kemampuan dan konsentrasinya membuat dia menjadi pasangan yang tepat bagi Gerard Pique. Keberadaan Umtiti memberi keseimbangan pada pertahanan dan juga penyerangan.

Tim yang punya daya menyerang sporadis seperti Barcelona rentan akan serangan balik. Namun, Umtiti berhasil melakukan tugasnya itu.  Tidak ada keraguan bahwa Umtiti adalah salah satu bek terbaik yang tengah perkuat di salah satu klub terbaik di Eropa.


2. Mattia Caldara, Atalanta

Mattia Caldara (Reuters)

Mattia Caldara adalah salah satu bek terbaik di Italia yang memiliki musim bintang bersama Atalanta. Bek tengah berusia 23 tahun itu membantu timnya mencetak 15 clean-sheets dalam 29 pertandingannya di Serie A.

Atalanta sendir sukses  lolos ke Liga Europa dengan finis ke 5 melalui sebuah organisasi defensif yang kuat. Caldara telah dibandingkan dengan Alessandro Nesta karena ketenangan, kesadaran dan kecerdasan dalam permainannya. Selanjutnya, ada perbandingan dengan Gaetano Scirea, salah satu bek Italia terbesar yang pernah ada.

Posisi Caldara yang memakai jersey no.13 mirip dengan Nesta sementara kemampuan mencetak golnya yang hebat serupa dengan Scirea. Bek tengah Italia itu telah mencetak 7 gol musim ini, termasuk dua gol hebat melawan Napoli pada bulan Februari.


1. Benjamin Mendy, Monaco


Monaco musim ini memang kejutan di Eropa dengan kehadiran sejumlah bakat muda yang gemilang. Mereka sepatutnya memenangkan Ligue 1 dan menyingkirkan PSG yang menghabiskan banyak uang.

Leonardo Jardim telah melakukan pekerjaan luar biasa untuk memanfaatkan potensi besar skuat mudanya. Sementara orang seperti Kylian Mbappe, Bernardo Silva dan Thomas Lemar adalah nama yang lebih populer, Benjamin Mendy tidak jauh ketinggalan.

Setelah Mendy melihat sekilas potensi penyerangnya, khususnya di Le Havre, dia gagal membangun dirinya di Marseille dan dalam bahaya menjadi full-back menyerang lainnya yang tidak dapat mempertahankannya.

Bermain sebagai bek kiri, dia sangat cepat dan displin ketika overlap. Banyak kredit yang pantas disematkan kepada Leonardo Jardim untuk kemajuan bek 22 tahun ini.

Hasilnya ada untuk dilihat semua, terutama melawan Manchester City, di babak 16 besar Liga Champions. Mendy adalah mesin dan memiliki teknik yang sempurna. Dengan usia yang masih muda, dia bisa membuat sayap The Citizens mati kutu dan tak bergerak di sisi kiri pertahanan Monaco. (I. Eka Setiawan)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya