Liputan6.com, Jakarta - Sama seperti Anda, orang-orang yang sekarang sudah sukses secara finansial memulai perjuangan mereka dari bawah. Pundi-pundi uang yang mereka hasilkan tidak jatuh begitu saja dari langit, namun diperoleh dengan keringat dan kerja keras.
Karena sudah bekerja keras, tentu mereka tidak mau begitu saja kehilangan harta yang sudah susah-payah mereka kumpulkan.
Baca Juga
Advertisement
Untuk itu, para orang kaya selalu bertindak waspada dengan uang mereka. Di antara berbagai kesalahan yang bisa mereka lakukan, mereka akan memberi perhatian ekstra agar tak melakukan 6 kesalahan berikut.
Apa saja 6 kesalahan tersebut? Simak ulasannya seperti dikutip dari Laruno.com:
1. Malas memeriksa kondisi finansialnya sendiri secara berkala
Meskipun tak semua orang akrab dengan istilah-istilah keuangan, orang kaya tidak pernah ketinggalan dalam memeriksa situasi keuangannya saat ini serta di masa depan. Agar bisa mengontrol aset-asetnya, dia harus selalu paham di mana kakinya berpijak sekarang — apakah di atas bebatuan kokoh atau malah di ujung tanduk kebangkrutan.
Sebagai pemula, langkah pertama untuk mengetahui keadaan kantongmu ialah mencari informasi soal rekening bank Anda. Dari sana, Anda akan melihat berapa banyak yang Anda keluarkan dalam sebulan. Apakah pengeluaran Anda justru lebih besar dari pemasukan?
Setelah memeriksa rekening Anda sendiri, Anda akan bisa mengetahui keadaan finansial Anda secara rinci. Apakah dalam posisi membaik, stagnan, atau malah memburuk?
Dari penilaian itu, Anda pun bisa menentukan langkah-langkah apa yang sebaiknya Anda ambil untuk menambah pundi uang Anda.
2. Menghambur-hamburkan uang untuk urusan yang tak perlu
Saat Anda membayangkan gaya hidup kaum jetset, mungkin yang terbayang di kepala Anda adalah Jordan Belfort dari film Wolf of Wall Street. Foya-foya, beli ini-itu, selalu mengadakan pesta mahal. Coba lihat sendiri di akhir film bagaimana nasib Jordan.
Walaupun mereka tajir, orang kaya justru tak akan membuang-buang uangnya. Orang kaya zaman sekarang tidak hidup semewah yang Anda bayangkan. Justru sebaliknya, mereka hidup dengan gaya yang sederhana.
Lihat saja Mark Zuckerberg yang masih mengendarai mobil kota biasa, bukan Lamborghini. Atau Sir Richard Branson yang mendidikasikan dirinya di dunia filantropi.
Mereka tidak akan menghabiskan uangnya untuk barang atau gaya hidup yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Begitulah cara mereka memelihara kekayaan.
Atur keuangan
3. Tak segera mengatur ulang keuangan setelah menyelenggarakan hajatan besar
Menikah, punya anak, menggarap proyek raksasa, bercerai, atau kematian orang yang disayangi adalah contoh peristiwa besar dan penting yang akan menghampiri hidup Anda. Urusan uang mungkin adalah hal yang paling akhir Anda pikirkan ketika sedang dilanda emosi mendalam.
Namun bila Anda tak segera memeriksa, mengatur dan menyesuaikan kembali kondisi keuangan — seperti memasukkan nama istri sebagai ahli waris atau mencairkan rekening bersama setelah bercerai, Anda sendiri yang akan menyesal nantinya.
Tiap kali anda melewati sebuah peristiwa besar dalam hidup Anda, luangkan waktu untuk duduk dan berpikir sejenak. Pelajari kondisi keuangan Anda, lalu buatlah penyesuaian. Jangan ditunda-tunda, lakukan sekarang juga.
4. Membuang-buang uang untuk bayar denda dan biaya ekstra
Bukankah konyol jika Anda menghabiskan uang untuk membayar denda akibat terlambat memperpanjang STNK, atau melunasi biaya ekstra yang muncul karena Anda merusak sesuatu?
Jumlah uang itu bisa saja lho Anda habiskan untuk makan di restoran mewah, membeli pakaian mahal, dan mengumpulkan gawai canggih.
Orang kaya yang cerdik selalu memperhatikan kemana saja uangnya mengalir. Bukan karena pelit, tapi karena mereka teliti. Mereka melindungi kekayaannya dengan menjuahkan diri dari ‘biaya ekstra’ yang sebenarnya bisa dihindari dengan sedikit usaha ekstra.
Orang kaya jarang sekali telat membayar tagihan, dan selalu menghindari penggunaan kartu kredit berbunga tinggi. Mereka selalu membaca surat tagihan dengan cermat, dan memeriksa apakah ada kesalahan dalam tagihan mereka.
Terlalu fokus hemat
5. Terlalu fokus untuk berhemat dan lupa mencari uang tambahan
Mengencangkan ikat pinggang dan menahan nafsu untuk belanja memang bisa menghemat uang anda. Namun, Anda tidak akan bisa bertambah kaya hanya dengan berhemat saja. Jika ingin strategis, jangan pernah lupakan bagaimana caranya menambah penghasilan Anda setiap bulannya.
Berhasil menghemat pengeluaran sebesar Rp 200 ribu-Rp 300 ribu per bulan itu luar biasa, tapi bukankah akan lebih baik lagi kalau Anda memperoleh Rp 1 juta dari pemasukan ekstra?
Dan ketika anda mulai benar-benar terbiasa dengan strategi ini, anda tidak hanya akan mempertahankan kekayaan Anda, namun juga menambah kekayaan Anda.
6. Mengorbankan nilai dan kualitas demi barang murahan
Kadang, label harga murah bisa begitu menggoda. Misalnya, Anda memilih membeli sepatu seharga Rp 50.000 daripada yang berharga Rp 400 ribu. Padahal, sepatu berharga Rp 50 ribu pasti tak terjamin kualitas dan ketahanannya.
Contoh lain, anda terus bertahan menggunakan kendaraan tua yang boros bahan bakar, sementara kamu sebenarnya bisa membeli mobil baru yang irit, ramah lingkungan, dan ringan biaya perawatan.
Orang kaya akan cukup cerdas untuk tak tertipu dengan label harga murah, walaupun mereka selalu ingin menekan pengeluaran. Sebabnya, label “paling murah” bukan berarti yang paling berkualitas.
Orang kaya mampu mempertimbangkan, apakah barang murah tersebut justru membuatnya mengeluarkan lebih banyak uang dibandingkan jika dia membeli yang mahal sekalian? Jika lain kali Anda berniat membeli barang atau jasa, carilah “best value” bukan “best price”. Dengan ini, harta yang anda kumpulkan bisa lebih terpelihara.
Mau baca tips bisnis dan karir lainnya dari Tung Desem Waringin? Silakan klik belajar.me.