Liputan6.com, New York Wall Street berakhir sedikit menguat dengan indeks S&P 500 mendekati rekor tertingginya, terpicu adanya kemungkinan Federal Reserve (The Fed) kembali menaikkan suku bunganya.
Meski The Fed menyatakan masih harus menunggu untuk menaikkan tingkat suku bunganya kembali sampai benar-benar yakin kondisi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi baru-baru ini memang hanya sementara.
Baca Juga
Advertisement
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 74,51 poin, atau 0,36 persen ke posisi 21.012,42. Sementara indeks S&P 500 menguat 5,97 poin, atau 0,25 persen menjadi 2.404,39 dan Nasdaq Composite bertambah 24,31 poin atau 0,40 persen ke level 6.163,02 .
Ini merupakan hari kelima berturut-turut indeks S & P 500 mencatatkan penguatan. Bursa sempat volatil mengikuti pertemuan The Fed tetapi kemudian menguat dibandingkan sesi awal.
Saham sektor keuangan pada indeks S&P sempat jatuh tepat usai pertemuan The Fed berakhir, namun kemudian rebound dengan hanya berakhir turun 0,04 persen. Saham perbankan cenderung mendapatkan keuntungan dari tingkat suku bunga pinjaman yang lebih tinggi.
"Dukungan dari penguatan pertumbuhan secara keseluruhan, tampaknya siap membuat terjadinya normalisasi suku bunga," kata Quincy Krosby, Kepala Strategi Pasar Prudential Financial, yang berbasis di Newark, New Jersey.
Pedagang memprediksi kenaikan tingkat suku bunga hanya terjadi dua kali sampai akhir 2017. Mereka melihat adanya peluang The Fed Bank Sentral akan menaikkan suku AS dua kali di tahun ini.
Adapun perusahaan yang mencatat kenaikan saham adalah Intuit (INTU.O) yang melonjak 6,7 persen setelah pembuat perangkat lunak ini membukukan laba melampaui perkiraan.
Namun tak demikian dengan saham industri ritel. Saham Lowe turun 3 persen setelah perusahaan dilaporkan menurunkan perkiraan keuntungannya.
Sekitar 6,1 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah 6,8 miliar rata-rata harian selama 20 hari perdagangan terakhir, Menurut data Thomson Reuters.