GP Ansor Kutuk Ledakan Bom Kampung Melayu

Ledakan bom bunuh diri terjadi di Kampung Melayu, Jakarta Timur pada Rabu malam 24 Mei 2017.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 25 Mei 2017, 15:51 WIB
Warga berkerumun di Halte TransJakarta Kampung Melayu, yang tidak beroperasi karena terdampak ledakan bom, Kamis (25/5). Warga terus berdatangan untuk melihat langsung lokasi ledakan bom yang menewaskan tiga polisi tersebut. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Gerakan Pemuda (GP) Ansor DKI Jakarta mengutuk pelaku ledakan bom Kampung Melayu, Jakarta Timur. Meminta polisi menyelidiki motif pelaku yang memilih terminal sebagai sasaran teror.

"Ledakan itu perbuatan terkutuk. Siapapun pelakunya, polisi diminta untuk melakukan penyelidikan secara mendalam sampai menemukan pelakunya dan modus di balik ledakan itu," ucap Ketua GP Ansor DKI Abdul Aziz kepada Liputan6.com, Kamis (25/5/2017).

Politikus PKB itu menilai, aksi bom Kampung Melayu adalah gerakan radikal. Harusnya Badan Intelijen Negara (BIN) bisa mendeteksi ini.

"Kami menilai ini adalah gerakan radikal. Dan kami melihat BIN lemah dalam mendeteksi kejadian ini, mestinya BIN sudah mendeteksi kejadian di Kampung Melayu ini," tegas Aziz.

Dia meminta polisi harus menguatkan pengamanan agar kejadian teror serupa tidak terulang, terlebih mendekati Ramadan.

Ledakan bom bunuh diri terjadi di Kampung Melayu, Jakarta Timur pada Rabu malam 24 Mei 2017, sekitar pukul 21.00 WIB. Tiga anggota Polri yang tengah bertugas mengamankan kegiatan masyarakat di sekitar lokasi, gugur.

Beberapa personel polisi dan warga sipil juga terluka. Sedangkan dua orang yang diduga pelaku teror juga tewas dalam ledakan bom. 

Ketiga anggota Polri yang menjadi korban bom Kampung Melayu, yakni Briptu Anumerta Ridho Setiawan, Briptu Anumerta Taufan Tsunami, dan Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya