Liputan6.com, Jakarta - Dunia profesional kadang menuntut kita untuk bekerja bersama dengan rekan kerja yang kurang kita kenal. Situasi seperti itu sesungguhnya menjadi kesempatan emas untuk mempelajari bidang lain dan menambah pengalaman profesional Anda, namun hal ini juga bisa jadi menjadi tidak menyenangkan, terutama apabila Anda belum yakin bagaimana bekerja bersama dalam proyek yang baru dan kompleks.
Tentu perlu banyak penyesuaian untuk menyeimbangkan situasi kerja di awal, namun jika Anda berusaha keras konsentrasi untuk membangun hubungan yang kooperatif dan membina komunikasi yang baik dengan rekan kerja, Anda pasti tidak akan menghadapi masalah dalam menyelesaikan tugas-tugas bersama.
Dalam dunia kerja, rekan kerja tentu akan selalu Anda hadapi dan tidak bisa dipisahkan. Semakin banyak rekan kerja Anda di kantor, maka semakin beragam juga sifat dan karakter rekan yang Anda temui. Karenanya bisa mengelola dan berkomunikasi dengan tim kerja sangat penting bagi pertumbuhan dan kesuksesan karir Anda.
Selain itu, menjaga hubungan dan komunikasi yang baik dengan rekan kerja tidak hanya membawa banyak hal positif, tapi juga membantu Anda menjadi yang terdepan di tempat kerja.
Bagaimana caranya agar bisa bekerjasama dan membangun komunikasi yang baik dengan rekan dan tim kerja? Berikut ulasannya seperti dikutip dari entrepreneur, Jumat (26/5/2017):
Baca Juga
Advertisement
Tujuan vs hasil akhir
Untuk memenuhi tujuan serta hasil akhir yang diinginkan, tentu saja Anda dan rekan yang bekerja dalam satu tim harus menyelesaikan banyak tugas atau sasaran. Tim yang terorganisir dengan baik perlu merinci keduanya.
Pada tahap awal pembentukan tim, sampaikan apa saja yang diinginkan oleh masing-masing orang dan bagaimana tujuan dan tanggungjawab akhir yang akan didapatkan oleh perusahaan. Disini perlu ditekankan pentingnya saling ketergantungan agar tim berhasil dalam proyek yang dikerjakan, setiap individu perlu memainkan peran mereka. Ini juga bisa menjadi waktu untuk menetapkan pedoman untuk perilaku tim, norma dan peraturan yang dibutuhkan.
Jika Anda yang bertindak memimpin dan mengelola tim, Anda perlu memastikan secara jelas peran dan tujuan masing-masing anggota tim. Ini adalah bagian dari menjadi pemimpin tim, delegasikan tanggung jawab dan mintalah pertanggungjawabannya dari setiap tim Anda. Bersama-sama Anda menguraikan tugas atau tujuan yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan dan kemudian bagi tugas dan jelaskan bagaimana hal yang diinginkan itu bisa tercapai.
Hindari penimbunan informasi
Jangan menimbun informasi! Beberapa orang melakukan ini karena takut kehilangan kontrol atau karena mereka tidak ingin membanjiri tim mereka dengan informasi yang tidak perlu.
Tapi jika ingin Anda dan tim kerja tampil baik dan termotivasi untuk berinovasi, jangan menahan apapun. Pemimpin yang baik akan bertindak sebagai pusat informasi, di mana informasi dapat mengalir dengan bebas dan komunikasi yang transparan dianjurkan.
Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan membuat situs file bersama (misalnya melalui Google Docs, Dropbox, dan lain-lain.) Di mana setiap dan semua informasi yang relevan dapat disimpan. Beri judul atau kategorikan dokumen dengan jelas sehingga informasi dapat dengan mudah diakses.
Komunikasikan ini ke tim Anda, jadi jika mereka menginginkan sumber daya atau informasi tambahan, mereka tahu di mana menemukannya.
Lebih baik meletakkan semua informasi di satu tempat sejak awal dan memberi tim Anda akses daripada menyimpannya untuk diri sendiri dan berakhir dengan solusi yang kurang optimal karena tidak semua informasi yang tersedia digunakan.
Mengelola konflik dalam tim
Jika Anda memiliki lebih dari satu orang yang terlibat dalam setiap aktivitas apa pun, konflik adalah bagian alami dari bisnis dan pekerjaan. Ini merupakan dampak negatif yang bisa saja terjadi, dan jika terjadi jangan sampai Anda membiarkannya berlarut.
Tanpa konflik, maka perubahan tidak akan terjadi. Terkadang dengan adanya konflik, justru sejumlah besar perubahan positif dapat terjadi jika dikelola dengan benar.
Untuk memahami konflik di tim Anda dengan lebih baik, berikut adalah beberapa strategi pengelolaan konflik yang umum digunakan. Strategi ini sering digunakan untuk menghindari atau menunda konflik, namun masalah mendasar kemungkinan akan muncul kembali jika Anda tidak mengatasi konflik di tim kerja.
Bila Anda menemukan diri Anda atau anggota tim menggunakan salah satu strategi ini, sebaiknya atasi masalah saat itu juga dan nyatakan bahwa sementara tim akan menunda konflik untuk kepentingan proyek yang dikerjakan dan akhirnya diperlukan cara untuk mengatasinya.
Cara kelola
Berikut ini beberapa cara untuk mengelola konflik tersebut:
1. Mengabaikan
Di sini konflik diabaikan sama sekali. Orang-orang tidak peduli, mengalihkan topik atau hanya mengabaikan kenyataan. Salah satu atau kedua belah pihak akan merasakan ketidakadilan pada saat terjadinya konflik, dan perasaan negatif kemungkinan akan terbentuk dalam tim.
Jika Anda melihat konflik diabaikan, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, perhatikan bahwa ini sedang terjadi dan Anda akan berkumpul dengan anggota tim dan mengatasinya pada waktu yang tepat.
2. Menyetujui konflik
Ini adalah saat salah satu pihak menyerah, mengajukan, menyerahkan atau setuju untuk tidak mengakomodasi orang lain dan mengakhiri konflik. Sekali lagi, konflik tidak akan benar-benar diselesaikan kecuali jika akar masalah bisa ditangani.
3. Kompromi
Kompromi adalah saat Anda melepaskan sebagian dari apa yang Anda inginkan di mana pihak lain menyerah pada sesuatu yang mereka inginkan, dan Anda yang melangkah maju. Kesalahpahaman yang umum mengenai pengelolaan konflik adalah menganggap bahwa kompromi adalah solusi yang masuk akal. Tapi kompromi bukanlah kemenangan. Paling baik itu adalah setengah menang.
Ciptakan win-win solution yang melibatkan pemecahan masalah secara kreatif. Jika memiliki pemahaman mendalam tentang konflik dari kedua belah pihak, dan kemauan untuk bekerja sama menuju sebuah solusi. Biasanya bisa diselesaikan dengan cara berdialog dan coba memahami berbagai kepribadian, perspektif dan terlibat dengan proses berpikir.