Liputan6.com, Manchester - Lisa Bridgett berhasil selamat dari ledakan bom di Manchester Arena pada Senin 22 Mei 2017 lalu berkat ponselnya. Saat kejadian, wanita berusia 45 tahun tersebut sedang menghubungi suaminya melalui sambungan telpon. Ponsel yang ia gunakan berhasil menghalangi kepalanya dari hantaman baut dan mur akibat ledakan bom.
Suami Bridgett, mengatakan bahwa istrinya sangat beruntung karena selamat dari peristiwa membahayakan itu.
Namun, Bridgett yang bekerja di sebuah perusahaan galangan kapal itu itu harus rela kehilangan jari tengahnya akibat lemparan benda tajam tersebut.
"Saya merasa aktivitas menelpon itulah yang telah menyelamatkan hidup istri saya. Saya percaya dia akan sembuh total, meskipun jari yang ada di tangannya tak akan tumbuh kembali," ujar Stave sang suami.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari BBC pada Jumat (26/5/2017), saat kejadian Bridget sedang menemani sang putri dan seorang teman putrinya pada konser Ariana Grande di Manchester Arena.
Tak hanya kehilangan jari tengahnya, Bridgett juga harus mengalami beberapa luka di tubuhnya. Bagian pergelangan kakinya pun juga mengalami keretakan serta bagian paha yang robek.
Stave juga mengatakan bahwa sang istri telah menjalani penanganan dari pihak medis. Istrinya pun telah menjalani operasi pada Selasa 23 Mei 2017 dan akan dijadwalkan akan menjalani serangkaian operasi lainnya.
Stave mengucapkan terima kasih kepada pihak keamanan yang secara cepat membantu anggota keluarganya saat terjadi serangan.
"Kami ingin berterima kasih kepada pihak polisi atas kerja keras mereka dalam upaya penyelamatan korban. Serta semua staf dari MRI (Manchester Royal Infirmary) dan Wythenshawe atas bantuan yang telah mereka lakukan," ujar Stave.
Menurut Stave ada satu orang yang ia anggap sebagai pahlawan, yaitu seseorang yang bekerja di Manchester Arena. Pria itu telah membantu proses evakuasi istrinya agar menjauh dari lokasi ledakan.
"Saya ingin berterima kasih kepada Peter yang bekerja di Manchester Area karena telah membantu Lisa keluar dan membawanya ke tempat yang lebih aman," tambahnya.
Ledakan yang diduga kuat oleh kepolisian didalangi oleh bomber bunuh diri dan berafiliasi dengan kelompok teroris itu dikonfirmasi menewaskan 22 orang dan 64 korban luka.
Akibat bom bunuh diri yang diduga dilakukan Salmen Abedi , ribuan penonton konser dibuat trauma. Dunia juga mengecam aksi yang dia lakukan yang dicurigai memiliki jaringan dengan ISIS.