Liputan6.com, Mamuju Utara - Pagi hari menjadi waktu yang istimewa bagi Opa dan sang ayah. Di pagi hari, ayah dan anak itu akan berbincang hangat dan saling mengingatkan serta mendoakan.
Seperti ditayangkan Pantang Menyerah dalam Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (26/5/2017), ayah dan anak itu memang bukanlah keluarga yang lengkap. Ibu dan kakak Opa telah meninggal dunia.
Advertisement
Baco Pakir, sang ayah, kemudian akan meninggalkan Opa sendiri di gubuk reot rumah mereka di Dusun Kabunyu Tua, Desa Martasari, Pedongga, Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat. Baco adalah seorang pekerja serabutan yang kadang bekerja di kebun dan kadang mencari ikan di sungai.
Opa yang kini berusia 12 sudah sejak lahir mengalami kelumpuhan. Namun, Opa adalah anak yang mandiri karena segala kegiatan dan kebutuhannya dilakukan sendiri. Mulai dari mandi hingga makan.
Dengan menyeret tubuhnya dan merangkak, Opa menjalani hari menunggu ayahnya pulang. Kadang ia bermain bersama teman-temannya. Itu pun jika teman-temannya libur sekolah. Sebab, Opa satu-satunya anak yang tak bersekolah di dusun itu.
Keadaan Opa yang lumpuh, miskin, dan tidak bersekolah belum diketahui pihak pemerintah desa setempat. Kepala desa berjanji akan memperhatikan Opa dan melaporkannya kepada dinas sosial.
Opa kadang sedih. Tetapi bukan karena kondisi tubuhnya yang tidak sempurna, melainkan mencemaskan keadaan ayahnya yang sedang bekerja. Ketika sang ayah pulang, Opa akan menyambutnya dengan senyuman.