Liputan6.com, Jakarta - Bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta Timur menewaskan tiga polisi. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun mengimbau masyarakat untuk tetap tenang menghadapi peristiwa teror itu.
Wakil Ketua Umum MUI Zainur Tauhid meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan isu-isu tak benar. Masyarakat harus mempercayakan kepada pihak kepolisian dalam menyelesaikan kasus terorisme ini.
Advertisement
"Jadi jangan terprovokasi, jangan terpengaruh akan berita yang simpang siur atau berita tidak benar," ujar Zainur di Kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat (26/5/2017).
Anggota DPR RI ini pun menegaskan, terorisme tidak mengenal agama ataupun batas teritorial bangsa.
"Apalagi ini menjelang Ramadan, kita semuanya harus kembali kepada keimanan. Dan korban yang berjatuhan kemarin itu juga mayoritas muslim, artinya terorisme tidak mengenal agama," papar dia.
Dia juga menilai terorisme berasal dari pemahaman-pemahaman masyarakat yang salah akan agama. Sehingga, hal tersebut dapat membahayakan kepada yang berbeda paham dengan mereka.
"Mereka merasa ajaran dia paling benar dan yang lain salah, sehingga di dalam paham yang radikal dia dapat mengatakan yang lain itu kafir dan boleh dibunuh atau ditiadakan," jelas Zainur.
Dua bom bunuh diri terjadi di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur pada Rabu 24 Mei 2017 sekitar pukul 21.00 WIB dan 21.05 WIB. Sejumlah orang terluka dan meninggal dunia akibat peristiwa ini.
Tiga anggota Polri yang tengah bertugas mengamankan kegiatan masyarakat di sekitar lokasi, gugur. Ketiga anggota Polri yang meninggal dunia yakni Briptu Anumerta Ridho Setiawan, Briptu Anumerta Taufan Tsunami, dan Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata.
Ledakan diduga berasal dari bom panci. Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, barang bukti ditemukan mirip seperti bom yang meledak di Bandung, Jawa Barat beberapa bulan lalu.
"Serpihan hampir sama dengan Bandung, bom panci," ujar Setyo di lokasi kejadian Kamis dini hari.