Liputan6.com, Jakarta Pedagang daging sapi di Pasar Senen Adi Khairudin (45) mengeluhkan penurunan jumlah pembeli daging di masyarakat.
Dia menyebut tingginya harga menjadi penyebab. Selain itu, keberadaan program pangan murah untuk para pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) dari Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta turut memberikan dampak.
Adi menyebut, harga daging sapi segar saat ini Rp 110 ribu-120 ribu per kilogram (kg) atau stabil, bahkan menjelang puasa tahun ini. Namun pembeli atau konsumen makin susut.
Baca Juga
Advertisement
"Harga masih stabil, tapi yang belanja tidak ada. Nih motong sapi seekor saja, masih banyak," kata Pria asal Pandeglang itu saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, seperti dikutip Sabtu (27/5/2017).
Adi mengungkapkan masalahnya. Dia menjelaskan, sejak ada program pangan murah pakai KJP bisa beli daging Rp 35 ribu per kg, penjualan daging sapi segar turun. Jumlah konsumen pun tinggal 60 persen.
"Itu gara-gara KJP bisa beli daging beku Rp 35 ribu per kg, konsumen kami jadi berkurang. Tahun-tahun lalu biasanya ramai, ini tinggal 60 persennya. Harga daging sapi stabil saja pada tidak mau beli, apalagi naik," keluh dia.
Bagi masyarakat saat ini, kata Adi, daging sapi beku sudah lebih dari cukup. "Yang penting murah, sehat, ngapain lagi beli daging sapi segar. Apalagi anak-anak kan butuh sekolah, mending duitnya buat anak sekolah," dia menuturkan.
Sementara pedagang, kata dia, tidak mungkin menjual harga daging sapi segar sesuai harga eceran tertinggi dari pemerintah Rp 80 ribu per kg. Sebab harga jual karkas saja sudah Rp 90 ribu per kg.
"Kita kan juga mikir risiko susut, tidak laku, jadi tidak mungkin dijual Rp 80 ribu. Wong beli karkas sudah Rp 90 ribu. Kecuali pemerintah mau subsidi," ujar Adi.
Ia berharap pemerintah kembali meningkatkan daya beli masyarakat dan terus menjaga stabilitas harga daging sapi di pasar. "Kalau begini terus bisa rugi. Ini saja sudah berkurang omzetnya," tutup Adi yang tidak mau menyebut omzetnya.