Pakai Mantel Seharga Rp 685 Juta, Melania Trump Tuai Protes

Mantel bercorak bunga keluaran rumah mode Dolce and Gabbana itu memiliki harga setara dengan pendapatan masyarakat Amerika dalam setahun.

oleh Vina A Muliana diperbarui 27 Mei 2017, 18:00 WIB
 Pakai Mantel Seharga Rp 685 Juta, Melania Trump Tuai Protes
Pakai Mantel Seharga Rp 685 Juta, Melania Trump Tuai Protes

Liputan6.com, Jakarta Ibu negara Amerika Serikat Melania Trump menuai protes dari berbagai kalangan setelah memakai mantel seharga US$ 51.500 atau setara Rp 685 juta dalam acara pertemuan G7 di Italia. Melania dinilai tidak sepatutnya untuk memakai pakaian tersebut karena tergolong sangat mahal.

Nyatanya, mantel bercorak bunga keluaran rumah mode Dolce and Gabbana itu memiliki harga setara dengan pendapatan masyarakat Amerika dalam setahun. Melansir Business Insider, Sabtu (27/5/2017), data dari Biro Sensus Amerika Serikat memperlihatkan sebanyak 65 persen warga Amerika Serikat memiliki pendapatan tahunan sebanyak US$ 51.500.

Untuk membeli mantel ini, pembeli harus menyetor uang deposit terlebih dahulu sebanyak US$ 25.750 atau setara Rp 342 juta. Mantel mewah ini merupakan bagian dari koleksi Dolce & Gabbana Fall/Winter 2017.

Foto dok. Liputan6.com

Selain Melania Trump, rumah mode Dolce and Gabbana juga terus menuai protes atas keputusannya untuk mendandani ibu negara Amerika Serikat ini. Meski begitu, Dolce & Gabbana tetap pada keputusannya untuk menjadi sponsor beberapa baju Melania.

Sebelumnya, desainer Dolce & Gabbana, Stefano Gabbana, juga pernah menuai reaksi keras para warganet setelah mengunggah foto Melania berbalut busana malam di acara pesta tahun baru. Kontroversi bermula setelah sang desainer mengunggah foto Melania sembari mengungkapkan rasa bangga dan terima kasih.

Unggahan tersebut rupanya mengundang reaksi negatif dari para netizen. Seperti dikabarkan Telegraph, dari 1.200-an komentar yang masuk beberapa di antaranya geram karena menilai Stefano berpihak kepada Melania, istri dari presiden terpilih AS Donald Trump.

Ia juga disebut kurang sensitif terhadap situasi politik yang tengah memanas pasca pemilihan presiden AS.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya