Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan besar jarang mengubah citra diri mereka sendiri. Itu karena biaya rebranding yang begitu besar. Tapi terkadang, mereka mencari identitas baru, karena alasan hukum atau bisnis.
Itu akan terjadi kapa pun. Misalnya, ketika Google mengumumkan induk perusahaan dengan nama Alphabet pada 2015, dan itu bergema ke seantero dunia.
Di sisi lain, ingin memiliki fleksibilitas yang lebih baik, Emerson Network Power (ENP) diluncurkan kembali sebagai Vertiv pada Januari 2017, pertama kali di Malaysia dan kemudian di Singapura.
Dan saat ini, Vertiv meresmikan bisnis barunya di Indonesia. Perusahaan yang berkantor pusat di Columbus, Ohio, Amerika Serikat ini menggantikan Emerson sebagai mitra terpercaya bagi operator di pusat data, jaringan komunikasi serta fasilitas komersial dan industri.
Langkah ini mengikuti kampanye global untuk mengubah citra Vertiv sebagai perusahaan mandiri, setelah selesainya penjualan ke Platinum Equity. Vertiv mengklaim, saat ini perusahaan memiliki kecepatan, fokus, dan fleksibilitas yang lebih baik.
Baca Juga
Advertisement
"Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai pertumbuhan ekonomi digital tercepat di Asia Tenggara. Berbagai investasi besar tidak hanya terjadi di cloud computing dan collocation space, tapi juga di sektor telekomunikasi, perbankan, dan kesehatan," ungkap Paul Churchill, Vice President Sales Vertiv untuk Asia Tenggara melalui keterangannya, Sabtu (27/3/2017) di Jakarta.
Paul menambahkan, selama beberapa bulan terakhir, pihaknya telah melihat perusahaan lokal dan multinasional di Indonesia. Infrastruktur yang kian meningkat dan berkembang di Indonesia, mengadopsi tren teknologi seperti Internet of Things (IoT). Hal ini menghasilkan peningkatan permintaan layanan teknologi informasi yang dapat diandalkan.
“Sekarang setelah menjadi Vertiv, kami bisa bergerak dengan kecepatan lebih tinggi, memungkinkan perusahaan untuk merespons permintaan pelanggan dengan lebih baik, dengan bantuan distributor dan mitra lokal Vertiv. Kami yakin dapat membantu pelanggan mencapai tujuan bisnis mereka,” ujar Paul.
Untuk pasar Indonesia, mitra lokal yang ditunjuk Vertiv adalah PT. DKSH Indonesia dan PT Abhimata Citra Abadi. PT DKSH Indonesia ditunjuk sebagai distributor resmi dari pusat industri data Vertiv, pengelolaan infrastruktur data center (DCIM), dan solusi distribusi.
Sementara PT. Abhimata Citra Abadi adalah distributor resmi Vertiv DC Power dan Siteweb. Melalui mitra utamanya, Vertiv terus meningkatkan peluang infrastruktur industri di bidang collocation, transportasi, dan telekomunikasi di Indonesia.
Vertiv sekarang menjadi perusahaan swasta, dengan pendapatan global sebesar US$ 4,4 miliar (fiskal 2016). Memiliki kantor regional di China, India, Filipina, dan Inggris, Vertiv merancang, membangun, dan melayani mission-critical technologies untuk pusat data, jaringan komunikasi serta aplikasi komersial dan industri.
(Isk/Cas)