Liputan6.com, Makassar - Ikan kering atau akrab dengan nama Bale Rakko bagi Suku Bugis dan Juku Kalotoro di kalangan Suku Makassar merupakan salah satu makanan favorit saat sahur di bulan suci Ramadan.
Selain rasanya yang sedikit asin serta gurih menjadi alasan ikan kering menjadi makanan khas yang sering dijumpai di meja makan masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel), termasuk di Kota Makassar.
Baca Juga
Advertisement
"Ikan kering itu sangat cocok selain rasanya yang khas juga tahan untuk disimpan beberapa lama," ucap Rina, ibu rumah tangga yang bermukim di Kompleks Asabri Antang, Kota Makassar, Minggu (28/5/2017).
Bagi dia, ikan kering merupakan makan favorit keluarganya baik sebagai menu sahur hingga berbuka puasa. Ia sering menyajikan ikan kering dengan beragam. Ada yang ditumis dengan sambal disertai tomat, air asam hingga digoreng menjadi garing dan disandingkan dengan sayur asam atau sayur bening berbahan daun kelor.
Tak hanya itu, jika ingin lengkap, ikan kering bisa disajikan dengan racak-racak mangga yang memang sejak awal merupakan pasangan menu ikan kering.
"Tak ada menu lain pun sahur menjadi mewah asalkan ada ikan kering dan sayur kelor disertai sambal cobek. Nikmat benar makan sahurnya," tutur dia.
Jauh hari sebelum memasuki bulan suci Ramadan, Rina sudah mempersiapkan ikan kering yang ia dapatkan dengan membeli kiloan di Pasar Tradisional Terong, Makassar.
Di Pasar Terong, menurut Rina, beragam ikan kering bisa didapatkan untuk menu berbuka puasa ataupun sahur di bulan Ramadan. Mulai dari jenis ikan sunu hingga ikan teri yang dikenal oleh masyarakat Bugis dan Makassar dengan nama ikan mairo.
"Ikan kering harganya terjangkau dan tentunya bisa disimpan bisa berbulan-bulan. Dan makannya pun tak buat bosan. Mau disandingkan dengan menu lainnya pun tak masalah," ujar Rina.