Harga Jengkol Tembus Rp 100 Ribu per Kg, Ini Penyebabnya

Panen jengkol diperkirakan hanya setahun sekali, dan biasa panen antara Oktober hingga Desember.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 28 Mei 2017, 19:48 WIB
Ilustrasi jengkol

Liputan6.com, Jakarta - Pasokan jengkol semakin langka di pasar tradisional. Kelangkaan tersebut mendorong harga jengkol menyentuh Rp 100 ribu per kilogram (kg). Kondisi ini disebabkan karena tanaman jengkol bersifat musiman yang hanya panen setahun sekali.

Demikian disampaikan Direktur Perbenihan Hortikultura Kementerian Pertanian, Sukarman usai diskusi Ketersediaan dan Distribusi Pangan Saat Ramadhan di Galeri Nasional, Minggu (28/5/2017).

"Memang tidak lagi musim jengkol, jadinya berpengaruh ke harga. Dulu kan juga pernah tuh harganya sampai Rp 100 ribu per kilogram (kg). Ya karena begini juga," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com.

Sukarman mengungkapkan, jengkol merupakan tanaman yang tidak dikembangkan secara komersial. Jengkol hanya ditanam di pekarangan rumah warga, tapi tidak dibudidaya atau digarap petani di lahan pertanian yang luas, seperti cabai, beras, dan bahan pangan lainnya.

"Jadi itu tanaman yang ada di pekarangan. Dan memang tidak ada program pengembangan jengkol," ujar dia.

Tanaman jengkol, kata Sukarman, berbuah hanya setahun sekali. Saat ini, ia menuturkan, bukan musim jengkol sehingga pasokan semakin menipis dan terjadi kelangkaan di beberapa daerah.

"Itu setahun sekali panennya. Sekarang lagi tidak ada, panen lagi nanti kalau bulan Oktober atau November atau Desember, sama seperti duren, pete, dan lainnya," jelas dia.

Namun demikian, Sukarman menegaskan jengkol bukanlah kebutuhan pokok masyarakat meskipun permintaan selalu ada. Oleh karenanya, pemerintah tidak melakukan intervensi ketika harga cabai melejit.

"Ya paling kalau ada benih jengkol, kita berikan ke masyarakat, tapi tidak banyak. Lagipula masyarakat makan jengkol tidak terlalu banyak, nanti jengkolit lagi alias sembelit jengkol," canda dia.

Sebelumnya harga jengkol di pasar tradisional di Jakarta melejit hingga Rp 100 ribu per kilogram (kg) menjelang momen Ramadan. Kenaikan harga terpicu kurangnya pasokan komoditas sayuran tersebut ke Ibu Kota.

‎Janopi (40), pedagang sayuran di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mengatakan kenaikan harga jengkol terjadi sejak 1 bulan lalu. Kenaikan ini berlangsung secara bertahap hingga harga mencapai Rp 90 ribu-Rp 100 ribu per kg saat ini.

"Naiknya sudah dari sebulan lalu. Harganya juga beda-beda, tergantung ukuran. Kalau yang besar sudah Rp 100 ribu, yang kecilan Rp 90 ribu. Pas Lebaran mungkin masih tinggi," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat 19 Mei 2017.

Pria asal Pati, Jawa Tengah, tersebut mengungkapkan, akibat kenaikan ini pembeli sayuran yang terkenal dengan baunya yang khas tersebut berkurang. Jika biasanya sehari dia bisa menjual 30 kg, kini hanya kurang dari 10 kg.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya