Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Filipina telah menerapkan status darurat militer di wilayah Marawi, Filipina Selatan. Hal ini menyusul kelompok ekstremis yang tengah melakukan pemberontakan.
Dengan adanya situasi ini, Polri memastikan pihaknya akan memperketat wilayah yang berbatasan dengan Filipina.
Advertisement
"Pasti ya. Pemerintah sudah mengantisipasi baik ditingkat daerah maupun pusat," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Minggu (28/5/2017).
Menurut Setyo, jarak antara Marawi dengan Indonesia cukup dekat. Apalagi ada beberapa pulau milik Indonesia yang berbatasan langsung dengan Filipina.
Oleh karena itu, Setyo berpendapat pengetatan di wilayah perbatasan penting dilakukan guna mencegah adanya kelompok teror masuk ke Indonesia.
"Ini memerlukan kepedulian kita semuanya agar jangan sampai ada yang masuk ke wilayah kita untuk melakukan aktivitas," terang Setyo.
Tak Perlu Khawatir
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menegaskan pihaknya mendukung langkah pemerintah Filipina menggempur militan ISIS di Marawi. Dia menyatakan tidak perlu khawatir terhadap anggota ISIS yang lari dari kejaran Filipina dan mencoba masuk ke Indonesia.
"Larinya mereka dalam gempuran itu tentunya ada yang iya ada yang melarikan diri ke wilayah Indonesia. Jadi kita sudah waspadai mereka itu dan jangan terlalu khawatir masalah itu," tutur Wiranto usai mengikuti acara buka bersama Partai Nasdem di Kantor DPP Partai Nasdem, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (28/5/2017).
Menurut Wiranto, dia sudah berkoordinasi dengan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dalam upaya memperketat perbatasan daerah Indonesia dengan Filipina. Termasuk juga memperbanyak intensitas patroli pasukan di sepanjang daerah batas wilayah dua negara.
"Kita juga sudah memiliki komitmen dengan Pemerintah Filipina untuk masalah kerja sama dalam rangka patroli maritim dan memperkuat patroli-patroli di wilayah perbatasan. Itu untuk menjaga jangan sampai ada kelolosan dari daerah Filipina ke Indonesia," jelas Wiranto.
Sementara itu Panglima TNI Gatot Nurmantyo menambahkan, penjagaan dilakukan baik di jalur darat maupun laut dekat perbatasan Filipina. Jika kedapatan penyusup, maka pihaknya langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
"TNI dengan Kepolisian (kerja sama). TNI melakukan patroli sepanjang mulai Maluku Utara sampai Sulawesi, patroli laut. Kemudian daratnya sama dengan kepolisian sepanjang pantai itu supaya nggak ada penyusupan," ujar Gatot.