Liputan6.com, Surabaya - Masjid Nurussalam di Jalan Bogorami Makam, Surabaya, Jawa Timur, menyimpan sebuah Alquran yang terbuat dari daun lontar. Alquran daun lontar itu memiliki ukuran sekitar tinggi 50 sentimeter (cm) dan lebar 40 cm dengan ketebalan sekitar 10 cm.
Konon, Alquran kuno itu adalah pemberian dari seorang pria misterius kepada salah satu penasihat Takmir Masjid yang berdiri di atas lahan seluas 9x11 meter. Namun asal usulnya hingga saat ini tetap masih jadi tanda tanya besar banyak pihak.
Baca Juga
Advertisement
Ketua Takmir Masjid Nurussalam, Usono, mengawali cerita awal mula Alquran yang tiap ruasnya berukuran 2 cm dan disusun rapi yang saling berkaitan dengan benang senar itu ada di masjid ini. Itu terjadi pada 2011 silam, beberapa hari sebelum masuk bulan Ramadan.
"Di tahun 2011, Alquran ini sebenarnya diberikan kepada Takmir masjid kami saat itu yang bernama KH Syuaib, tepatnya kami lupa tanggalnya. Yang jelas saat itu sebelum Ramadan tiba," kata Usono kepada Liputan6.com, Minggu 28 Mei 2017.
Saat itu pengakuan Syuaib, ada pria yang datang membawa Alquran tersebut ke rumahnya malam hari. Pria itu berpesan agar Alquran itu ditaruh di masjid agar bermanfaat di kemudian hari.
Usono menceritakan, diberikannya Alquran tersebut sangat cepat kejadiannya. Usai memberikan, pria misterius itu menghilang.
"Ketika menemui dan menerima pria yang membawa Alquran itu sejenak pak. Kyai Syuaib mengambilkan minum di dalam rumahnya, tapi justru pria yang bawa Alquran ini sudah tidak ada lagi di ruang tamunya," ucap pria yang tinggal di Jalan Bogorami Makam Gang II, Surabaya, Jawa Timur itu.
Selang beberapa tahun berjalan, akhirnya disimpanlah kitab suci kuno itu dengan dibungkus kain berwarna abu abu.
Tak diketahui pasti kapan pembuatan Alquran daun lontar itu. Ada yang menduga Alquran itu dibuat tahun 1400-an masehi.
Namun pihak Takmir Masjid Nurussalam belum berani memastikan apakah kitab umat Islam tersebut memang benar dibuat sekitar tahun 1400 Masehi atau bukan.
"Kami masih berharap ada ahli kepurbakalaan yang bisa menafsirkan kitab suci ini benar dibuat pada masa lampau terutama bantuan dari media seperti Anda," ucap Usono.
Kini Alquran tersebut masih tersimpan rapi di salah satu sudut ruangan Masjid Nurussalam.