Liputan6.com, Jakarta Banyak orang mengira, menginap di hotel mewah dengan ranjang super besar dan empuk bisa membuat seseorang tidur lebih nyenyak. Nyatanya tidak, meski Anda telah memesan paket liburan yang sempurna, naik pesawat terbang dengan layanan terbaik, dan memilih kamar hotel dengan ranjang super empuk, namun Anda masih saja menatap langit-langit kamar hotel hingga pukul 02.00 pagi.
Dr melisa Moore, peneliti tidur dari Rumah Sakit Anak Philadelphia mengatakan, “Kecenderungan seseorang tidak bisa tidur di ranjang empuk kamar hotel yang mewah disebabkan oleh ‘lingkungan baru’. Perbedaan hemispheric atau pikiran di dalam otak manusia ini menyebabkan seseorang mengalami kesulitan tidur, meski tengah berada di kamar hotel yang mewah.”
Menurut Moore, kebiasaan berada di ruang dan tempat tidur di rumah, membuat otak seseorang perlu menyesuaikan diri kembali dengan lingkungan yang ada.
“Ada hubungan antara tidur dan lingkungan sekitar. Bisa jadi hal-hal seperti tidur menghadap pintu, beberapa bantal lembut, lampu malam, dan alunan irama tertentu bisa membuat Anda tidur dengan nyenyak di rumah. Bila hal-hal ini hilang di tempat baru, otak kita perlu menyesuaikan diri lagi,” ungkap Moore, seperti yang diberitakan laman CNTraveler, Senin (29/5/2017).
Hal ini ternyata juga berlaku jika Anda terbangun dari tidur. Secara umum, seseorang akan mudah tidur kembali di kamar rumah saat terbangun. Namun tidak demikian jika Anda berada di lingkungan yang baru, termasuk kamar hotel mewah dengan ranjang yang empuk.
Advertisement