Liputan6.com, Yogyakarta: Umat Islam harus mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang diraih selama Ramadan berupa ibadah yang dijalankan secara intensif dan disiplin. Demikian diungkapkan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin di Yogyakarta, Sabtu (18/9).
"Prestasi itu harus dipertahankan dan ditingkatkan di luar Ramadan. Syawal adalah momentum untuk meningkatkan kualitas dan prestasi selama Ramadan untuk mencapai ketaqwaan," katanya. Menurut dia, ibadah puasa secara simbolis dimaknai sebagai membakar segala dosa.
Din mengatakan, Syawal adalah momentum meningkatkan semua aktivitas yang telah diraih selama Ramadan. Kehidupan seorang muslim merupakan proses mendaki, bukan menurun. "Konsep keislaman itu proses dinamis, bukan proses statis dan pasif. Dalam hal ini, umat Muslim ada dalam proses dinamis," katanya.
Namun, menurut dia, ibadah bukan merupakan tujuan, melainkan jalan dan sarana mencapai tujuan. Tujuan itu adalah mencari kerelaan Allah dan mencapai kepribadian yang berakhlak. "Jadi, ibadah adalah proses pembentukan insan yang berakhlak," kata Din Syamsuddin.(ANT/JUM)
"Prestasi itu harus dipertahankan dan ditingkatkan di luar Ramadan. Syawal adalah momentum untuk meningkatkan kualitas dan prestasi selama Ramadan untuk mencapai ketaqwaan," katanya. Menurut dia, ibadah puasa secara simbolis dimaknai sebagai membakar segala dosa.
Din mengatakan, Syawal adalah momentum meningkatkan semua aktivitas yang telah diraih selama Ramadan. Kehidupan seorang muslim merupakan proses mendaki, bukan menurun. "Konsep keislaman itu proses dinamis, bukan proses statis dan pasif. Dalam hal ini, umat Muslim ada dalam proses dinamis," katanya.
Namun, menurut dia, ibadah bukan merupakan tujuan, melainkan jalan dan sarana mencapai tujuan. Tujuan itu adalah mencari kerelaan Allah dan mencapai kepribadian yang berakhlak. "Jadi, ibadah adalah proses pembentukan insan yang berakhlak," kata Din Syamsuddin.(ANT/JUM)
