Liputan6.com, Banyuwangi - Memasuki bulan suci Ramadan, Banyuwangi memastikan stok beras tercukupi. Bahkan, Banyuwangi akan memasok beras ke beberapa wilayah timur Indonesia untuk memenuhi kebutuhan stok pangan nasional.
Kepala Bulog Subdivisi Regional IX Banyuwangi, R Gunadharma Nugrahawan mengatakan, saat ini stok beras di gudang Bulog Banyuwangi dalam jumlah yang berlimpah, yakni mencapai 53 ribu ton. Sebagian beras tersebut akan dikirim ke Pulau Bali, Madura, dan Nusa Tenggara Timur.
"Kami melakukan pengiriman beras keluar Banyuwangi untuk membantu memenuhi kebutuhan beras di daerah tujuan. Ini juga karena stok beras Banyuwangi berlimpah," kata Awang, sapaan akrabnya, dalam keterangan tertulis yang diterima liputan6.com, Senin (29/5/2017).
Total beras yang akan didistrubusikan ke tiga daerah tersebut tercatat 21.600 ton. Untuk NTT sebanyak 11.600 ton beras, sementara Bali dan Madura masing-masing 5.000 ton beras.
"Masih ada sisa 31.400 ton sisa stok di Gudang Bulog Banyuwangi. Jumlah tersebut sangat cukup untuk cadangan beras Banyuwangi hingga 16 bulan ke depan. Saat ini kami terus melakukan serap gabah petani hingga akhir 2017," katanya.
Baca Juga
Advertisement
Sementara untuk kualitas stok beras yang dikirim adalah medium plus dan premium. Rata-rata harga medium dijual Rp 7.500-Rp 7.900 per kg. Mengacu Inpres Nomor 5 Tahun 2015, ujar dia, beras kualitas medium adalah mengandung butir patah sebanyak 20 persen, menir 2 persen, dan kadar air 14 persen.
"Sementara untuk beras dengan kualitas premium tidak ada kandungan beras patahnya," ucapnya.
Awang menambahkan, untuk program serap gabah sendiri hingga tanggal 18 Mei 2017, Bulog Banyuwangi telah berhasil melakukan penyerapan gabah sebanyak 53,3 persen atau 35.789 ton setara gabah. Jumlah itu akan terus bertambah karena panen petani masih akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.
"Kami optimistis serapan gabah Bulog akan tercapai secepat mungkin," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut baik pengiriman stok beras Banyuwangi ke tiga daerah tersebut. Ini, kata Anas, menunjukkan Banyuwangi bisa mempertahankan produksi berasnya dengan baik.
"Lewat berbagai program untuk mengembangkan pertanian, kami berusaha mempertahankan predikat gudang beras nasional. Sudah selayaknya untuk ketahanan pangan nasional, Banyuwangi mengirimkan beras ke beberapa daerah yang dinilai kurang," tutur Anas.
Luas tanam padi masyarakat dari Januari sampai dengan April 2017 sebesar 48.670 hektar dengan produksi sebanyak 316.355 ton.
Anas juga berharap agar jumlah serapan beras Bulog dari petani bisa terus ditingkatkan. Karena surplus beras Banyuwangi cukup tinggi. Pada tahun 2016 lalu jumlah produksi beras Banyuwangi sebanyak 790.623 ton gabah atau setara 499.673 ton beras. Sedangkan jumlah konsumsi masyarakat 143.710 ton.
“Surplusnya mencapai 300 ribu ton lebih, ini bisa dikirim keluar Banyuwangi,” ujar Anas.