Bulog akan Impor 51 Ribu Ton Daging Kerbau dari India

Perum Bulog akan kembali melakukan impor daging kerbau asal India untuk memenuhi kebutuhan daging jelang Lebaran.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Mei 2017, 17:45 WIB
Daging kerbau asal India yang diklaim halal, bebas penyakit, dan memiliki harga kompetitif akan membanjiri pasar Indonesia sebelum lebaran.

Liputan6.com, Jakarta Perum Bulog akan kembali melakukan impor daging kerbau asal India untuk memenuhi kebutuhan daging jelang Lebaran. Rencananya dalam waktu dekat perusahaan plat merah tersebut akan mengimpor sebanyak 5.000 ton daging kerbau India.

Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, pihaknya kembali mendapatkan izin impor daging kerbau sebanyak 51 ribu ton hingga akhir tahun ini. Namun nantinya impor daging tersebut akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan di dalam negeri.

"Yang lama sudah. Ini ada baru lagi izinnya sampai Desember.‎ (Izin yang sampai) Juni sudah abis. Ini jalan lagi buka sampai Desember, 51 ribu ton," ujar dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (29/5/2017).

Menurut Djarot, saat ini Bulog memiliki stok daging kerbau sebanyak 36 ribu ton. Stok tersebut secara bertahap digelontorkan selama Ramadan ini.

"Sudah banyak (yang diimpor), tapi paling nggak hari ini ada stok 36 ribu ton.‎ Semoga ‎bisa mempengaruhi kebutuhan daging sapi segar," kata dia.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Karyawan Gunarso mengungkapkan, dari 51 ribu ton izin yang didapatkan oleh Bulog, dalam waktu dekat pihaknya akan mengimpor sejumlah 5.000 ton.

"Sebanyak 51 ribu ton akan kami datangkan secara bertahap. Yang paling dekat itu 5.000 ton akan datang segera untuk menambah stok," ungkap dia.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan, dibukanya keran impor ini diharapkan mampu mempengaruhi harga daging sapi segar yang saat ini masih bertahan di atas Rp 100 ribu per kg. Namun menurut dia, adanya daging kerbau ini tidak bisa langsung menurunkan harga lantaran masuknya daging jenis ini ke Indonesia baru berjalan selama 6 bulan.‎

"Daging sejak 2015 harga naik tidak turun-turun. Langkah yang kami lakukan kita tingkatkan impor daging beku dan masukan daging beku kerbau dari India. Ini konsumsi kerbau di Malaysia lebih tinggi dari sapi," tandas dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya