Liputan6.com, Jakarta Saat menerima undangan pernikahan mantan istri atau suami, banyak individu berpikir lebih dari dua kali untuk hadir. Bahkan mereka tak segan menanyakan kepada orang terdekat karena masih memikirkan gengsinya.
Sebaiknya bagaimana menyikapi situasi ini?
Advertisement
"Sebelum bicara tentang gengsi, ada baiknya Anda memahami betul apa tujuan dan kepentingan datang ke pernikahan mantan suami atau istri," ujar psikolog Pingkan C. B. Rumondor, M. Psi, kepada Health-Liputan6.com, Senin (29/5/2017).
Menurut Pingkan, sebagai tamu sekaligus mantan, sebaiknya Anda memposisikan diri terlebih dahulu. Apakah Anda datang sebagai teman, mendampingi anak, atau sekadar bersilaturahmi.
"Jika sudah firm dengan tujuan dan kepentingan datang ke pernikahan mantan, maka tidak perlu memikirkan soal gengsi. Fokus saja ke tujuan Anda, dan datang untuk memenuhi 'misi' tersebut," ujarnya.
Hal lain yang penting untuk diingat juga Anda harus mengomunikasikan hal ini kepada pasangan. Tapi, jika rasa gengsi masih tinggi atau tidak memiliki kepentingan lain selain menghormati, maka kirimkan saja ucapan sewajarnya melalui parsel/bunga/kartu, tanpa perlu datang ke pernikahannya.