Liputan6.com, Jakarta - Masih ingat dengan maskapai penerbangan VietJet, yang pramugarinya berbikini? Belum lama ini, maskapai murah asal Vietnam tersebut memutuskan untuk menjual sahamnya secara global.
Maskapai unik yang memiliki pramugari berbikini ini adalah perusahaan pertama di Vietnam yang mencatatkan sahamnya di bursa saham luar negeri. Maskapai ini menguasai 40 persen pangsa pasar penerbangan domestik, dan memutuskan untuk mencari tambahan dana untuk membeli lebih banyak lagi armada.
Baca Juga
Advertisement
"Kita sudah didekati oleh beberapa bursa saham asing termasuk London, Hong Kong, dan Singapura, yang menunjukkan ketertarikan mereka pada saham kami," ujar Nguyen Thi Phuong Thao, pendiri dan juga CEO dari Vietjet dalam wawancaranya yang dikutip dari Bangkok Post, Rabu (30/5/2017).
Phuong Thao adalah wanita paling kaya di Vietnam. Sumber kekayaannya berkat VietJet.
Rencana ini muncul menyusul kelonggaran aturan pemerintah untuk mengizinkan lebih banyak lagi investasi asing di salah satu pasar penerbangan di Vietnam. VietJet sendiri mendapatkan persetujuan untuk meningkatkan kepemilikan asingnya menjadi 49 persen dari sebelumnya 30 persen.
"Listing di luar negeri pada pasar yang besar akan membantu kami meningkatkan akses untuk mendapatkan sumber pendanaan yang lebih banyak, meningkatkan perdagangan saham kami, dan memperbanyak daftar investor," ujar Thao.
"Kami tak ingin menyembunyikan harapan kami untuk menjadi perusahaan pertama yang menjual sahamnya di luar negeri," tambah dia.
Saham VietJet telah naik sekitar 50 persen sejak mereka mulai menjualnya di Ho Chi Minh City 3 bulan lalu. Aksi korporasi maskapai pramugari berbikini kali ini akan membuat VietJet secara resmi menjadi perusahaan Vietnam pertama yang menjual sahamnya di luar negeri, menurut Tran Anh Dao Deputi Kepala Eksekutif Bursa Efek Ho Chi Minh City.
VietJet yang beroperasi sejak 6 tahun lalu memiliki 136 investor asing yang menguasai 26 persen saham perusahaan. Thao sendiri punya 60 persen saham langsung.