Liputan6.com, Jakarta Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dakhiri memberikan apresiasi kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atas prestasi dan kontribusinya terhadap pengembangan dana Jaminan Hari Tua (JHT), melalui penempatan instrumen investasi di bidang properti.
Investasi dalam negeri yang salah satunya adalah berupa optimalisasi lahan milik BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapatkan hasil sewa bangunan komersial.
Advertisement
Menurut Menaker Hanif, hasil sewa tersebut diharapkan dapat memberikan pemasukan kepada BPJS Ketenagakerjaan untuk dipergunakan pengembangan program dan kepentingan peserta.
“Hasil sewa berupa pengembalian dividen dari pemegang saham akan digunakan kembali untuk kepentingan peserta program jaminan sosial khususnya bagi peserta program JHT, “ ujar Menteri Hanif saat memberikan sambutan pada acara Ground Breaking Social Securtiy (SS) Tower di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (30/5).
Peletakkan batu pertama pembangunan SSC disaksikan oleh Walikota Jakarta Selatan, Tri Kurniadi, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto dan Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan (PP), Tumiyana.
Ditegaskan Menaker Hanif, adanya pembangunan SS Tower ini diharapkan secara tidak langsung dapat mendorong perputaran ekonomi dengan mengurangi beban pengangguran, merangsang pembangunan infrastruktur dan menciptakan ikim kemitraan yang saling menguntungkan dengan dunia usaha.
“Pembangunan gedung ini akan membawa dampak terhadap kemajuan bersama termasuk pertumbuhan ekonomi regional, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat, “ katanya.
Menaker Hanif menambahkan SS Tower juga sebagai kebanggaan seluruh pemangku kepentingan jaminan sosial ketenagakerjaan. Menjadi lambang kemitraan yang sinergis dan aplikatif untuk penguatan kelembagaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya pekerja.
Menurut Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto, penempatan dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan dalam investasi properti merupakan salah satu strategi manajemen untuk memberikan hasil pengembangan yang optimal bagi peserta. Investasi tersebut diantaranya berwujud SS Tower, yang digagas BPJS Ketenagakerjaan untuk dapat direalisasikan pembangunannya pada tahun 2017 ini.
“Gedung ini dibangun diatas lahan milik program BPJS, jadi ini juga salah satu bentuk optimalisasi lahan yang kami kelola. Dengan nilai investasi mencapai lebih dari Rp500 miliar, hasil sewa properti ini akan dikembalikan kepada peserta dalam bentuk hasil pengembangan JHT, " kata Agus.
Agus juga menerangkan pemilihan nama SS Tower, tentunya tidak lepas dari arti kata Jaminan Sosial, yang merupakan terjemahan langsung dari kata Social Security. Desain modern stylish yang unik berbentuk sarang lebah dan nama Social Security, diharapkan menjadi landmark baru Kota Jakarta, sehingga akan mendongkrak kesadaran masyarakat tentang jaminan sosial.
(*)