Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi dengan kecenderungan melemah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Aksi jual investor asing telah menekan IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (30/5/2017), IHSG melemah 18,94 poin atau 0,33 persen ke level 5.693,39. Indeks saham LQ45 turun 0,45 persen ke level 949,50. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Ada sebanyak 174 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 138 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. Sedangkan 123 saham diam di tempat.
IHSG pun sempat berada di level tertinggi 5.730,05 dan terendah 5.693,39. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 300.813 kali dengan volume perdagangan 9,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 149,69 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.317.
Baca Juga
Advertisement
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham perkebunan naik 0,58 persen dan sektor saham perdagangan mendaki 0,78 persen. Sektor saham infrastruktur tergelincir 0,98 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar susut 0,68 persen dan sektor saham barang konsumsi melemah 0,67 persen.
Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham GPRA naik 34,75 persen ke level Rp 159 per saham, saham GZCO melonjak 29,58 persen ke level Rp 92 per saham, dan saham YPAS mendaki 25 persen ke level Rp 1.250 per saham.
Sedangkan saham-saham top losers antara lain saham BBNP susut 24,08 persen ke level Rp 1.450 per saham, saham BSWD merosto 9,79 persen ke level Rp 1.705 per saham dan saham FISH tergelincir 9,68 persen ke level Rp 2.800 per saham.
Bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,39 persen ke level 2.343,68, indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,02 persen ke level 19.677, dan indeks saham Singapura turun 0,30 persen ke level 3.204.
Pengamat pasar modal Satrio Utomo menuturkan, laju IHSG tertekan didorong aksi ambil untung. Satrio melihat, investor merealisasikan keuntungan di sejumlah saham-saham berkapitalisasi besar. Ia menuturkan, sedangkan dari eksternal belum ada sentimen yang mendominasi pasar saham.
"Ada aksi jual di saham Gudang Garam, Telekomunikasi Indonesia, Unilever Indonesia, dan saham bank," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com.