Liputan6.com, Makassar - Suku Mandar di Sulawesi Barat (Sulbar) tak hanya dikenal sebagai daerah religius. Mereka juga terkenal lantaran keragaman kulinernya yang selalu jadi buruan para pemburu kuliner tradisional, terutama saat bulan Ramadan.
Salah satu penganan Suku Mandar yang dicari jelang berbuka puasa di bulan Ramadan adalah putu karoro. Rasanya yang manis dan legit membuat buka puasa menjadi nikmat apalagi disajikan bersama dengan kopi panas atau teh hangat.
Menurut Suleha (46) warga asli Suku Mandar yang puluhan tahun merantau di Kota Makassar, Sulawesi Selatan mengatakan putu karoro memiliki cita rasa yang khas dan sangat cocok disajikan untuk berbuka puasa di bulan suci Ramadan.
"Rasanya manis karena bercampur dengan gula merah serta legit karena keberadaan tepung terigu yang bercampur dengan ampas kelapa yang telah proses parut," ucap dia kepada Liputan6.com, Selasa, 30 Mei 2017.
Baca Juga
Advertisement
Ia menjelaskan, putu karoro merupakan makanan warisan leluhur Suku Mandar yang memang sudah langka. Meski sebenarnya pembuatan kue putu karoro sangat mudah dan seluruh bahannya dapat ditemukan dengan mudah.
Suleha menuturkan, proses pembuatan putu karoro sama ketika membuat kue putu pada umumnya. Namun yang berbeda ketika prosesnya dibuat ala masyarakat di kampung, di mana proses kukusnya menggunakan tungku dari tanah liat dan memakai kayu bakar.
"Dulu nenek-nenek di Kampung Mandar itu sering sarapan pagi dengan putu karoro ditemani dengan secangkir kopi hitam yang juga dibuat dari olahan ala kampung," ujar dia.
Ia berharap kue-kue tradisional seperti putu karoro bisa terus dilestarikan, terutama saat bulan Ramadan. Bahkan, menjadi kuliner tradisional yang dikenal hingga mancanegara kelak.
"Karena saya yakin kue tradisional itu selalu membuat kangen untuk dicicipi karena rasanya yang khas dan tak membuat bosan," Suleha memungkasi.