Liputan6.com, Pemalang - Noah Maeza, balita berusia tiga tahun dilaporkan hilang tenggelam terbawa arus Sungai Kalimalang Widuri, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah pada Senin, 29 Mei 2017. Insiden itu terjadi saat balita mungil warga Perumahan Widuri Asri II Blok E/2 itu, sedang bermain air dengan teman sebayanya di tepi Sungai Kalimalang.
Sebelumnya, warga setempat sempat mengira Noah hilang diculik oleh orang tak dikenal saat sedang bermain di sekitar komplek rumahnya. Namun, sebagian warga lainnya, termasuk keluarga, meyakini Noah hilang karena terpeleset dan hanyut terbawa arus Sungai Kalimalang. Saat itu, debit air sungai sedang deras karena curah hujan tinggi.
Informasi yang diterima Liputan6.com, kejadian berawal ketika Senin, 29 Mei 2017, balita itu bermain air dengan teman sebayanya sampai siang hari sekitar pukul 13.00 WIB.
Karena tak kunjung pulang, ibu korban bernama Kartika (30) mencari si anak untuk diajak istirahat siang. Setelah dicari ke sana kemari, korban tidak ditemukan. Bahkan, teman–temannya mengaku tidak ada yang melihat keberadaannya.
Baca Juga
Advertisement
Orangtua balita dibantu warga sekitar lalu mencari Noah di sekitar sungai. Namun, mereka hanya menemukan sandal milik korban yang berjarak kurang lebih 200 meter dari rumah korban.
Sebelum balita itu menghilang, hujan deras turun sejak malam hingga pagi hari sehingga Sungai Kalimalang yang tidak jauh dari rumah korban meluap sampai depan rumah korban.
Atas kejadian tersebut, orangtua korban melaporkan ke Polsek Pemalang. Selanjutnya, Polsek Pemalang berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan tim relawan Rescue Pemalang, Polairud Polres Pemalang dan Bhabinkamtibmas.
Hingga Selasa malam, tim gabungan masih terus mencari bocah diduga korban tenggelam yang hanyut terbawa arus Sungai Kalimalang. "Dua perahu karet sudah dikerahkan untuk melakukan penyisiran hingga radius satu kilometer. Tapi, hasilnya masih nihil," kata Kapolsek Pemalang AKP Tahrim.
Pencarian yang dilanjutkan pada pagi ini berhasil menemukan tubuh balita Pemalang itu. Ia tersangkut di ranting pohon sekitar 500 meter dari tempat penemuan sandal. Jenazahnya langsung dimakamkan pada Rabu (31/5/2017) pagi tadi sekitar pukul 07.30 WIB.
Tahrim pun mengimbau agar para orangtua lebih meningkatkan pengawasan terhadap anaknya, supaya hal seperti ini tidak terulang lagi. "Termasuk pada saat bulan puasa seperti sekarang, jangan biarkan anak-anak bermain petasan karena bisa menimbulkan korban jiwa maupun harta benda," ucapnya.