Liputan6.com, Sumenep – Tak hanya di Indramayu, Jawa Barat, Pondok Pesantren (Ponpes) Tarate Selatan di Desa Pandian, Kecamatan Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur juga menyelenggarakan salat tarawih kilat.
Salat tarawih 20 rakaat ditambah tiga rakaat salat witir hanya berjalan sekitar 10 menit. Dengan durasi singkat, anak muda berbondong-bondong memenuhi musala di lingkungan pesantren untuk ikut salat tarawih berjemaah.
Salat tarawih kilat di pondok pesantren tersebut sudah berjalan sejak puluhan tahun setiap bulan Ramadan. Meski berdurasi cepat, sama sekali tidak mengurangi rasa khusyuk jemaah saat menjalankan salat tarawih.
"Jadi inginnya jemaah cepat, sebab banyak acara. Bahkan, setiap malam jemaah yang datang ke sini cukup ramai," kata pengasuh Pondok Pesantren Tarate Selatan, KH Abd. Rahem, Selasa, 30 Mei 2017.
Baca Juga
Advertisement
Rahem menjelaskan, sejauh ini seluruh jemaah yang datang ke pondok pesantren ini tidak pernah protes, bahkan sebagian jemaah berharap durasi salat tarawih berjemaah bisa lebih pendek.
"Tapi karena sudah usia yang agak tua, jadi cukup lambat. Kalau nilai kekhusyukannya tergantung masing-masing. Ada orang yang lambat khusyuk, ada juga yang cepat khusyuk. Tapi kalau saya pribadi, lebih cepat lebih khusyuk karena cepat selesai," ucap dia.
Pantauan Liputan6.com, baik jemaah laki-laki maupun perempuan terlihat khusyuk dan tidak tertinggal meski salat tarawih berlangsung cepat. Warga bahkan sudah terbiasa dengan gerakan kilat dalam salat itu.
"Yang penting kan sesuai anjuran salat tarawih. Maka, kalau nilai kekhusyukan dengan kecepatan seperti ini tergantung spiritual individu," kata Jamik, salah satu anggota jemaah.
Meski durasi dipercepat agar jemaah bisa beraktivitas kembali seperti biasa, ada sejumlah anggota jemaah yang masih bertahan di musala. Mereka sengaja berdiam untuk melanjutkan tadarus Alquran.