Liputan6.com, Jakarta Penggunaan energi gas bumi dari PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Salah satunya meningkatkan daya saing bagi pengusaha skala mikro kecil dan menengah (UMKM).
Salah satu contohnya adalah Novayanti Rahman, pengusaha makanan asal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur yang sudah merasakan keuntungan penggunaan gas bumi PGN. Perempuan 52 tahun ini adalah pengusaha kuliner Soto Banjar, soto khas dari Banjarmasin di Kalimantan Selatan yang berisi daging ayam suwir, dengan tambahan perkedel atau kentang rebus, rebusan telur, dan ketupat yang disiram kuah soto bening.
Advertisement
Nova mengatakan, penggunaan gas bumi PGN terbukti mampu mengurangi biaya produksi hingga 60 persen. Nova yang mulai berjualan Soto Banjar sejak Agustus 2016 awalnya mengandalkan LPG 3 kilogram untuk memasak bahan-bahan pelengkap Soto Banjar seperti ketupat, ayam hingga kuah soto.
"Salah satu bahan utama dan tidak tergantikan dalam kuliner Soto Banjar adalah ketupat yang proses memasaknya membutuhkan waktu cukup lama, minimal 5 jam. Ketika dahulu belum ada jaringan gas bumi PGN di perumahan saya, saya mengandalkan LPG 3 kilogram untuk memasak ketupat dan kuah soto," ujarnya, dalam keterangan resmi PGN (31/5/2017).
Dulu, setiap hari untuk keperluan memasak ketupat, Nova membutuhkan 2 tabung LPG 3 kilogram. Dengan harga gas tiap tabungnya mencapai Rp 17 ribu, setidaknya dalam sekali memasak Soto Banjar, Nova mengeluarkan biaya hingga Rp 34 ribu untuk keperluan memasak ketupat dan kuah soto.
Kini setelah menggunakan Gas Bumi dari PGN, Nova hanya membayar biaya pemakaian tak lebih dari Rp 50.000 tiap bulannya. "Dahulu untuk beli LPG 3 kg saja bisa habis lebih dari Rp 150 ribu tiap bulan, sekarang dengan gas dari PGN bayar kurang dari Rp 50.000 itu pun sudah termasuk biaya administrasi bank karena saya bayar lewat ATM," tuturnya.
Penghematan biaya produksi ini membuatnya bisa membanderol harga jual Soto Banjar di harga yang cukup terjangkau. Jika di depot lain rata-rata harga satu porsi Soto Banjar dipatok minimal Rp 20 ribu, maka Nova bisa mematok di harga yang lebih hemat, Rp 15 ribu per porsi.
"Meski dari sisi harga lebih murah, namun soal rasa boleh diadu karena saya tidak mengurangi takaran bumbu atau menggunakan bahan yang tidak berkualitas. Kan saya sudah bisa berhemat dari biaya produksi tadi," katanya.
Dengan mematok harga rendah namun dengan rasa yang tetap terjaga itulah, Nova mengaku bisa cepat mendapat pelanggan.
Di awal merintis usaha Soto Banjar ini, Nova hanya berjualan setiap hari minggu di acara Car Free Day di Pusat Kota Sidoarjo. Selain itu, Ia juga melayani pesanan untuk berbagai keperluan seperti arisan, pertemuan hingga konsumsi untuk rapat di beberapa instansi. Kini seiring makin banyaknya permintaan, ibu dua anak tersebut bersiap melakukan ekspansi dengan membuka stan di Pujasera di pusat kota Sidoarjo.
Nova menjelaskan, Ia mulai merasakan manfaat gas bumi PGN sejak jaringan gas masuk ke perumahannya di Perumahan Magersari Permai, Kelurahan Magersari, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur pada November 2016 silam. Awalnya tidak banyak warga di perumahannya yang mau menggunakan jaringan pipa gas bumi dari PGN.
"Mungkin mereka takut meledak atau seperti apa karena banyak berita miring di media soal kualitas pipa PGN dan lain sebagainya. Tapi saya tidak percaya itu, karena saya yakin perusahaan sebesar PGN tidak akan main-main dengan kualitas jaringannya," ujar pensiunan pekerja media ini.
Kini, setelah hampir 6 bulan menggunakan jaringan gas bumi dari PGN dan merasakan penghematannya, Nova menjadi rujukan para tetangganya. "Kini para tetangga yang belum pakai banyak yang bertanya, apakah lebih hemat, aman dan saya dengan yakin menjawab menggunakan gas PGN jauh lebih hemat dan aman," tuturnya.
Seketaris Perusahaan PGN, Santiaji Gunawan mengatakan, penggunaan gas bumi untuk kebutuhan rumah tangga banyak memberikan manfaat, salah satunya lebih hemat dan aman dibanding bahan bakar lainnya. Namun, banyak pula masyarakat yang masih ragu untuk menggunakan gas bumi karena belum tersampaikannya informasi secara utuh akan manfaat dari penggunaan gas bumi tersebut.
"Gas bumi merupakan energi baik. Energi yang memberikan banyak manfaat bagi ibu-ibu rumah tangga. Paling utama lebih hemat dan sangat aman. Tapi, kami akui masih banyak ibu-ibu yang ragu. Apa benar gas bumi aman dibanding bahan bakar lainnya? Untuk itu, kami terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat akan manfaat gas bumi tersebut" kata Santiaji.
Santiaji menambahkan, saat ini PGN menyalurkan gas bumi secara langsung ke pelanggan domestik mencapai 168.973 pelanggan, dengan rincian lebih dari 165.392 pelanggan rumah tangga, 1.929 pelanggan sektor UMKM, komersial, hotel, rumah sakit, restoran, hingga rumah makan, serta 1.652 industri manufaktur berskala besar dan pembangkit listrik.
"Sebagai contoh, PGN telah melayani penyaluran gas bumi rumah tangga di Kota Cirebon sejak tahun 1974 atau sudah 43 tahun dan Rusun Kebon Kacang, Jakarta sejak 1981 atau sudah 36 tahun dan alhamdulillah tidak pernah terjadi insiden dan masyarakat dapat nilai tambah dari penggunaan gas bumi yang hemat, praktis dan aman," tutup Santiaji.