Liputan6.com, Carlton - Saat menjelajahi ke dalam lubang besar di lepas pantai Australia, sekelompok ilmuwan menemukan ikan berukuran 43 sentimeter yang tak memiliki wajah. Ikan berwarna coklat itu tak memiliki mata dan bentuk apa pun yang menyerupai insang.
Hewan tersebut ditemukan di kedalaman 3.962 meter di Jervis Bay Commonwealth Marine Reserve oleh sebuah kelompok ilmuwan dari Museums Victoria dan Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO).
Advertisement
"Semua orang terpukau," tulis ilmuwan CSIRO dalam sebuah blog.
Dikutip dari CBS News, Jumat (2/6/2017), tim yang terdiri dari 40 ilmuwan itu kemudian mengirimkan sampel jaringan dan mengirimkan sejumlah gambar ikan misterius itu kepada para ahli di bidang ikan abyssal -- ikan yang hidup di kedalaman 2.000 meter.
Ahli belut John Pogonoski yang bekerja untuk Australian National Fish Collection CSIRO, mengemukakan bahwa ikan tersebut bukan lah spesies baru. Makhluk tersebut adalah belut cusk dengan nama ilmiah Typhlonus nasus, yang berarti 'ikan buta'.
"Jadi ini bukan spesies baru, tapi masih merupakan temuan menarik, dan kami pikir ini yang terbesar," tulis CSIRO dalam postingan di blognya.
Ikan yang disebut 'Faceless Cusk' oleh ilmuwan, sudah satu abad tak ditemukan di wilayah tersebut.
Kepala ilmuwan dan pemimpin ekspedisi CSIRO, Dr Tim O'Hara, mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya ikan itu telrihat di perairan lepas pantai Australia sejak 1873.
Menurut CSIRO, Faceless Cusk diketahui berada di Laut Arab, Indonesia, Papua Nugini, Jepang, dan Hawaii. Makhluk tak berwajah itu tinggal di kedalaman 3.962 hingga 4.267 meter.
"Ikan kecil ini terlihat menakjubkan karena mulutunya benar-benar terletak di bagian bawahnya. Ketika Anda melihat di sisi samping, Anda tak bisa melihat mata, hidung atau insang atau mulut," ujar O'Hara.
Meski Faceless Cusk merupakan salah satu tangkapan yang hebat, O'Hara mengatakan hewan itu adalah satu di antara makhluk unik yang diperkirakan akan ditemukan oleh ilmuwan selama satu bulan pelayaran.
"Ilmuwan memperkirakan akan menemukan berbagai macam hewan, seperti spesies baru ikan, bintang laut, moluska, kepiting, spons, cacing laut, dan laba-laba laut," ujar O'Hara dalam sebuah pernyataan.
"Data yang dikumpulkan dalam perjalanan ini merupakan hal penting untuk memahami habitat makhluk laut dalam Australia, keanekaragamannya, dan proses ekologi yang menopang mereka," kata O'Hara.