Tangan Terus Membesar bak Raksasa, Pria Ini Dikucilkan Warga

Seorang pria 70 tahun asal Pakistan, Ashraf-ud-din, dikucilkan karena memiliki tangan yang terus membesar seperti raksasa

oleh Fitri Syarifah diperbarui 03 Jun 2017, 14:00 WIB
Forum Liputan6

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria 70 tahun asal Pakistan, Ashraf-ud-din, dikucilkan warga karena memiliki tangan yang terus membesar seperti raksasa. Dia diketahui menderita kondisi langka yang disebut Macrodactyly--bentuk gigantisme di tangan atau kaki.

Seperti dilansir Daily Star, Jumat (2/6/2017), ayah tiga anak tersebut sebelumnya bekerja di sebuah restoran. Namun hampir semua pelanggan menolak mengambil makanan darinya, hingga ia dipecat dari tempat kerjanya.

"Sejak dipecat, tidak ada lagi yang berani merekrut saya. Saya sempat ditawari menjadi buruh, tapi kondisi tangan saya tidak memungkinkan," katanya.

Ashraf tidak pernah memberi tahu keluarga kalau dia dipecat dan akhirnya mendapatkan uang dari hasil mengemis. Menurutnya, dia hanya ingin memberi makan keluarga dan membuat anaknya bisa sekolah. 

"Semua orang tidak mau memberi saya pekerjaan. Jadi saya tidak punya pilihan. Ini bukan pilihan saya, namun saya tidak berdaya," ungkapnya,

Asraf mengatakan, ketika lahir, kondisinya normal. Namun seiring bertambah usia, kondisi tangannya terus membesar.

"Orang selalu mengejek saya. Mereka bilang saya dikutuk dan telah dihukum oleh Tuhan. Jadi mereka merasa jijik saat melihatku. Ini sangat memalukan," ucapnya pilu.

Meskipun dokter menyarankan amputasi, Ashraf menolaknya. Dia khawatir, sebab beberapa tahun lalu, tangannya ingin dijadikan percobaan oleh paramedis.

"Saya pernah ke rumah sakit pemerintah beberapa tahun yang lalu. Namun mereka bilang ingin mencoba beberapa operasi eksperimental dan memotong tangan ini. Saya pun lari dan tidak pernah kembali. Saya tidak ingin kehilangan tangan saya. Saya membutuhkannya," katanya.

Kini, Ashraf hanya bisa berharap ada seseorang yang bisa membantunya mendapatkan pekerjaan. "Saya ingin anak-anak memiliki tangan yang normal dan memiliki masa depan yang lebih baik daripada saya."

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya