Liputan6.com, Moskow - Hari ini, 28 tahun lalu, insiden mengerikan dan tragis terjadi di Uni Soviet. Sebuah pipa gas meledak tepat saat dua kereta sedang berpapasan.
Kejadian tersebut terjadi di Pegunungan Ural. Tepatnya dekat kota Ufa. Demikian dilansir dari History, Sabtu (2/6/2017).
Mengetahui kejadian ini Pemerintah Soviet bergerak cepat. Investigasi langsung mereka lancarkan.
Setelah memeriksa, mereka mengatakan penyebab kejadian adalah perawatan pipa tersebut dilakukan dengan sangat buruk.
Secara detail, otoritas negara itu menerangkan sebenarnya mereka sadar tekanan di jalur pipa tiba-tiba menurun drastis. Kemungkinan besar peristiwa itu terjadi karena ada kebocoran.
Baca Juga
Advertisement
Alih-alih memeriksa kebocoran, mereka malah menambah pasokan gas alam melalui jalur pipa tersebut. Tindakan itu membuat tekanan melonjak tinggi.
Kebocoran yang ada semakin besar. Bahayanya, titik kebocoran berada dekat dengan rel kereta trans-Siberia.
Saat dua kereta berpapasan di jalur tersebut, tiba-tiba gas tersebut menyala dan mengeluarkan bola api. Si jago merah langsung melalap kereta yang mengangkut ratusan penumpang itu.
Mayoritas penumpang terperangkap di kereta tersebut. Mereka sama sekali tak bisa keluar dan akhirnya terbakar hidup-hidup.
Pemerintah Soviet tidak bisa memastikan jumlah korban. Mereka memperkirakan ada 500 orang yang tewas.
Kesulitan menghitung jumlah korban tewas disebabkan beberapa jenazah telah hangus terbakar dan jasadnya sulit ditemukan.
Pada tanggal yang sama pada 1923, majalah ternama Amerika Serikat Time terbit pertama kali.
Sementara itu, pada 1982 Duta Besar Israel untuk Britania Raya, Shlomo Argov ditembak hingga lumpuh di jalanan Ibu Kota London.
Kejadian penembakan terhadap Argov, langsung diselidiki oleh Otoritas Keamanan Inggris. Dua pelaku warga negara Yordania dan Irak yang terkait militan Palestina, Abu Nidal ditangkap pada Maret 1983.